JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Teater Koma menggelar lakon bertajuk Republik Cangik yang mengangkat tokoh dari cerita wayang Jawa, Cangik dan Limbuk di Gedung Kesenian Jakarta, Pasar Baru, Jakarta Pusat pada 13 hingga 22 November 2014.
Pentas ke 136 dari teater yang berdiri sejak 1977 ini menceritakan tentang upaya Mak Cangik yang dibantu oleh putrinya, Limbuk untuk menemukan pemimpin baru di negeri Suranesia dengan melangsungkan sayembara
Dalam sayembara ini, Cangik memercayakan beberapa juri, di antaranya Batara Narada dan Semar, Gatotkaca, Riri Ratri, dan Lesmono Mondrokumoro, hingga Ratu dari para setan, Pramoni.
Sayembara diikuti oleh enam kandidat yang sama kuatnya yakni, Santanu Garu, Dundung Bikung, Burama Rama, Graito Bakari, Binanti Yugama, dan Jaka Wisesa. Enam kandidat tersebut menunjukkan karakter yang serupa dengan kandidat Presiden RI dalam Pemilu 2014 lalu.
Adanya Cangik dan Limbuk dalam cerita wayang Jawa konon merupakan hasil kreasi dari dalang yang mayoritas laki-laki untuk mengemukakan permasalahan lewat perspektif perempuan.
Lewat naskah yang ditulisnya, sang penulis naskah sekaligus sutradara dari Teater Koma, Nano Riantiarno optimistis peran perempuan akan semakin terbuka dalam politik negeri ini.
“Supaya perempuan juga lebih muncul dan bersuara. Seperti saat ini ada delapan perempuan di Kabinet Kerja. Ke depannya saya yakin akan ada lebih dari delapan perempuan yang bisa jadi menteri,” ujarnya.
Menariknya lagi, pentas ini disiapkan dalam waktu yang cukup singkat. Meski begitu, lakon ini berhasil diproduksi secara apik oleh Teater Koma
“Pentas disiapkan dalam waktu tiga bulan. Naskah ditulis sekitar lima bulan,” ujar seorang member dari Teater Koma, Priyo S. Winardi.
[divider] [/divider] [box title=”Info”]
Editor : Ghina Ghaliya
Foto: Michael Andrew
[/box]