• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Thursday, June 5, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Event

Pertunjukan Teater di TIM Mulai Kurang “Menggigit”?

by Richard Joe
January 20, 2016
in Event, Opini
Reading Time: 2 mins read
Pertunjukan Teater di TIM Mulai Kurang “Menggigit”?

Petunjukan Teater Pandora dalam "Pernikahan Darah" di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Sabtu (16/1).

0
SHARES
651
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Taman Ismail Marzuki (TIM) merupakan salah satu pusat kesenian dan kebudayaan yang masih populer hingga kini. TIM yang terletak di jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat ini menjadi ruang bagi para seniman untuk mengekspresikan karyanya, terutama seni pertunjukkan teater. Namun seiring berkembangnya zaman, benarkah pertunjukkan teater di TIM mulai kurang menarik dan terkesan kurang “menggigit” bagi para penontonnya?

Didirikan oleh Gubernur Ali Sadikin pada 10 November 1968, tempat yang awalnya bernama Taman Raden Saleh (TRS) ini menjadi tujuan utama para pencari hiburan teater di Jakarta. Kebanyakan dari mereka mencari hiburan teater yang relevan dengan situasi di Indonesia, terutama situasi sosial dan politik.

Teater Koma adalah salah satu kelompok teater yang paling sering mengisi pertunjukkan di TIM. Berdiri sejak tahun 1977, mereka dikagumi para penonton lantaran pertunjukannya kerap membawa keadaan sosial dan politik di Indonesia. Kritik pun secara berani dilayangkan lewat beberapa adegan dalam pementasan-pementasannya.

Karena hal tersebut, mereka harus rela dicekal oleh pemerintahan dan dilarang pentas beberapa kali. Teater Koma seakan berhasil membawa para penonton ikut mengkritisi suatu isu sosial-politik di Indonesia.

Namun, munculnya kelompok-kelompok teater baru yang didominasi anak muda menimbulkan kekecewaan. Pasalnya, hal yang sebelumnya dinikmati penonton tersebut perlahan mulai luntur.

“Waktu jaman dahulu, kritik-kritik dan sindiran-sindiran dalam Teater Koma adalah yang paling saya nantikan. Bahkan saya sampai ngantri demi dapat tiketnya,” ungkap Rustam Mawi, warga Kwitang, Jakarta Pusat. Ia mengaku telah menjadi penonton setia pertunjukan teater di TIM sejak 1976.

Menurutnya, pertunjukan di TIM saat ini di luar Teater Koma hanya memuaskan para anak muda dan menuruti selera-selera mereka saja. Kebanyakan sudah tak ada lagi kelompok teater yang mau mengkritisi keadaan ataupun keprihatinan yang ada di negara ini.

Bagi Rustam, teater yang dipentaskan oleh Teater Pandora dalam “Pernikahan Darah” di TIM pada Jumat-Minggu, 15-17 Januari 2016 cukup baik karena secara tidak langsung membawa anak muda kembali tertarik pada budaya bangsa. Namun menurutnya, alangkah baiknya jika pertunjukan-pertunjukan teater budaya masa kini kembali menghidupkan budaya “menggigit” ala Teater Koma.

Tentunya, hal tersebut guna menciptakan generasi muda yang tidak hanya mencintai budaya bangsa, namun juga kritis terhadap isu sosial-politik Indonesia.

 

Penulis: Richard Joe Sunarta

Editor: Alif Gusti Mahardika

Fotografer: Ignatia M. Adeline

Tags: 2016eventkritikopiniPernikahan DarahTaman Ismail Marzukiteater komateater pandoraTIMultimagz
Richard Joe

Richard Joe

Related Posts

Nyoman Paul tampil perdana di BNI Java Jazz Festival 2025 yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (30/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

Nyoman Paul Debut di Java Jazz Festival 2025 dengan Album LUAP

May 31, 2025
digicam
Opini

Digicam Kembali ke Pasar: Dari Kesenangan Jadi Berlebihan?

May 23, 2025
IMDES 2025 menggelar Student Exhibition di area Nusakara, Universitas Multimedia Nusantara, pada Kamis (15/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

IMDES 2025 Angkat Tema Keberlanjutan: Mahasiswa Tunjukkan Gagasan Inovatif

May 17, 2025
Next Post
Kendall Jenner Rindukan Sosok Ayah

Kendall Jenner Rindukan Sosok Ayah

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021