“What am I in the eyes of most people – a nonentity, an eccentric or an unpleasant person – somebody who has no position in society and never will have, in short, the lowest of the low.” -Vincent Van Gogh, “Loving Vincent” (2017)
SERPONG, ULTIMAGZ.com — Menceritakan tahun terakhir seorang maestro besar dalam dunia seni lukis, “Loving Vincent” akan mengenalkan dunia yang dilihat Vincent Van Gogh lewat animasi cat minyak.
Konsep uniknya membuat film ini menjadi animasi pertama di dunia yang menggunakan lukisan tangan selama keseluruhan adegan. Melansir dari afp.com, membutuhkan 65 ribu potong gambar bergaya khas Vincent secara keseluruhan dengan waktu pengerjaan 6 tahun dan 125 seniman untuk mengemas keseluruhan film berdurasi 93 menit tersebut.
Meskipun mengisahkan mengenai kehidupan sang pelukis asal negeri Belanda, film ini tidak diawali dengan perjalanan kariernya seperti kebanyakan film biografi. Dilatarkan pada satu tahun setelah kematian Vincent Van Gogh, “Loving Vincent” dimulai dengan anak seorang pengantar surat bernama Armand Roulin (Douglas Booth) yang diminta sang ayah untuk mengantarkan pesan terakhir Vincent Van Gogh untuk kakaknya, Theo Van Gogh. Armand mengerti jika sang ayah Joseph Roulin (Chris O’Dowd) berteman dengan Vincent. Namun, menurutnya mengantarkan surat dari orang yang telah meninggal setahun lalu merupakan perbuatan sia-sia yang hanya akan membuang waktunya.

Walaupun begitu, Armand tetap menjalankan tugas yang diberikan sang ayah dan berangkat untuk mengirimkan surat kepada Theo. Dalam perjalanan, Armand bertemu dengan beberapa orang yang mengenal sang maestro. Hal ini mengubahkan pikirannya mengenai sosok Vincent.
Setelah bepergian dari Paris untuk mengenal sosok pemilik pesan yang ia bawa, Armand menuju Auvers-sur-Oise, kota yang terletak di Utara Paris dan tempat Vincent bunuh diri dengan tembakan di perutnya pada 27 Juli 1890. Vincent pun meninggalkan kenangan bagi orang-orang yang Vincent lukis pada tahun-tahun terakhirnya.
Disutradarai oleh Dorota Kobiela dan Hugh Welchman bersama dengan Jacek Dehnel, cara pengisahan “Loving Vincent” dibuat seolah Armand sebagai tokoh utama. Film berputar pada Armand mengumpulkan kepingan-kepingan misteri mengenai sosok Vincent Van Gogh yang sebenarnya. Pada beberapa adegan, film ini mengambil lukisan asli Vincent sebagai latar sehingga membuat film terkesan eksklusif dan unik.
“Loving Vincent” bukanlah film yang bergerak dengan cepat, melainkan tenang dan terkesan datar. Pada awal film pun, Kobiela dan Welchman terkesan kebingungan untuk membawa alur yang akan disampaikan. Bagi sebagian orang, tipe film seperti ini mungkin membosankan dan kurang memuaskan karena puncak konflik dibiarkan terbuka dan menjadi misteri.
“Loving Vincent” juga mengisahkan karya milik Vincent yang dipengaruhi oleh kesehatan mental sang pelukis. Gaya melukisnya yang terkenal pun dimulai saat ia dirawat di rumah rehabilitasi di Auvers-sur-Oise.
Namun, ‘sakit’ yang diderita Vincent tidak hanya pada mentalitas sang pelukis. Namanya juga terkenal karena kegilaannya memotong telinga kanannya sendiri. Lukisan indahnya pun menggambarkan kehidupan yang menyedihkan sampai akhir hayat.
Memadukan fakta sejarah dengan plot fiksi yang terjadi di kehidupan Vincent Van Gogh, film ini termasuk sukses menyampaikan pesan mengenai kehidupan sang pelukis. Lalu, membuat para penonton merasa miris akan Vincent yang karyanya baru diapresiasi setelah kematiannya.
“Loving Vincent” sendiri merupakan sebuah film yang dirilis pada 2017 dan berhasil masuk nominasi di acara penghargaan bergengsi Oscar pada 2018. Film ini memenangkan ‘Audience Award’ pada perilisannya di the Annecy International Animation Film Festival, Prancis dan ‘Best Animation Award’ pada Shanghai International Film Festival.
Penulis: Rizky Azzahra Rahmadanya
Editor: Vellanda
Foto: adobomagazine.com, imbd.com
Sumber: afp.com, lovingvincent.com, imdb.com, vangoghmuseum.nl
I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article. https://accounts.binance.com/id/register?ref=GJY4VW8W
Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?