SERPONG, ULTIMAGZ.com – Mantan anggota boy group One Direction, Harry Styles, menjadi pria pertama dalam 127 tahun yang menghiasi sampul majalah Vogue dari Amerika Serikat. Mencetak sejarah sebagai pria pertama yang mendapatkan kesempatan solo ada di sampul Vogue, Styles tampak menggunakan gaun biru berenda Gucci yang dipasangkan dengan jaket tuksedo Gucci hitam.
Penyanyi pop asal Inggris ini meliput edisi Desember Vogue yang akan datang dan mengenakan berbagai pakaian berbeda dan mengabaikan stereotip gender busana yang biasa. Sampul Vogue Harry Styles menarik perhatian banyak orang karena ia mengenakan rok dan gaun.

Dalam hasil wawancaranya bersama majalah Vogue, Styles mengatakan bahwa dirinya sangat suka bereksperimen dengan beragam gaya pakaian. Ketika berbelanja, ia terkadang mendapati dirinya terpesona dengan fesyen wanita.
“Ketika Anda mengambil ‘ada pakaian untuk pria dan ada pakaian untuk wanita’. Setelah Anda menghilangkan semua penghalang, jelas Anda membuka arena di mana Anda bisa bermain. Kadang-kadang saya pergi ke toko dan saya mendapati diri saya melihat pakaian wanita sambil berpikir, ‘Itu luar biasa’,” jelas Styles sebagaimana dilansir dari vogue.com.
Baginya, pemberian label pakaian pria dan wanita hanya menciptakan hambatan dalam hidup dengan membatasi diri sendiri. Padahal, Styles mendapati banyak kegembiraan yang dapat diperoleh dengan bermain-amin dengan pakaian.
“Ada begitu banyak kegembiraan yang bisa didapat dari bermain-main dengan pakaian. Saya tidak pernah terlalu memikirkan apa artinya, ini hanya menjadi bagian panjang dari menciptakan sesuatu,” lanjutnya.
Namun, pemotretan Styles mendapatkan dari banyak pihak. Penyanyi berusia 26 tahun ini menuai kontroversi dengan pilihan busananya dalam pemotretan Vogue karena dinilai tidak maskulin.
Meski begitu, tampaknya Styles tidak akan menghabiskan waktu untuk menggubris kritik-kritik yang ada. Dalam wawancara dengan Vogue, Styles mengaku bahwa ia merasa lebih bebas dan terbuka terhadap gaya serta perasaannya sembari melanggar norma yang masyarakat kenal sebagai maskulinitas.
“Sekarang saya akan mengenakan sesuatu yang sangat flamboyan dan saya tidak merasa gila untuk memakainya,” ungkap Styles.
Dalam beberapa tahun terakhir, pakaian pria telah mengalahkan pakaian wanita dalam hal desain yang transgresif atau transgress (proses melewati aturan yang mengekang), terutama karena penolakannya terhadap identitas maskulin yang berlebihan. Meskipun Styles bukanlah orang pertama yang menantang stereotip gender tentang pakaian, ia menjadi salah satu dari sedikit artis arus utama yang melakukannya.
Penulis: Alycia Catelyn
Editor: Elisabeth Diandra Sandi
Foto: Vogue
Sumber: vogue.com, lifestyle.kompas.com, metro.style