SERPONG, ULTIMAGZ.com – Headline stress disorder dikenal sebagai sebuah istilah untuk menggambarkan gangguan psikologis terhadap paparan berita negatif secara berulang di kalangan masyarakat modern. Kondisi ini membuat individu merasa cemas, tertekan, hingga mengalami kelelahan mental akibat mengikuti arus informasi negatif secara terus-menerus.
Istilah headline stress disorder pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Amerika Serikat (AS), Steven Stosny, setelah maraknya siklus pemberitaan politik. Seorang psikolog klinis, Jana Scrivani juga menjelaskan bahwa gangguan ini biasanya ditandai dengan kecemasan berlebih, sulit tidur, mudah marah, hingga rasa putus asa setelah melihat berita-berita tersebut.
Baca Juga: Lebih dari Sekadar Kata, Mengapa Istilah “Tone Deaf” Berbahaya?
“Kebiasaan mengikuti siklus berita selama 24 jam dapat memicu banyak perasaan negatif seperti kecemasan, kesedihan, dan putus asa,” jelas Jana, dilansir dari nbcnews.com. Hal ini menunjukkan bahwa paparan berita yang berlebihan tidak hanya memengaruhi pola pikir, tetapi juga berdampak langsung pada kesehatan mental seseorang.
Fenomena tersebut dipicu oleh kecenderungan otak manusia yang lebih peka terhadap ancaman. Mengutip parapuan.co, berita negatif lebih cepat menarik perhatian dan menyebar karena otak secara alami memproses hal-hal yang dianggap berbahaya.
Hal ini diperkuat dengan strategi media yang kerap menggunakan judul dramatis demi menarik pembaca. Mengutip theconversation.com, distribusi berita bernuansa negatif atau menakutkan memiliki kemungkinan yang sangat tinggi dalam membuat banyak orang merasa semakin cemas setelah membaca sebuah informasi.
Selain itu, frekuensi paparan berita di era digital turut memperparah kondisi ini. Informasi baru yang muncul setiap detik di sosial media membuat masyarakat rentan mengalami kelelahan informasi.
Baca Juga: Post Concert Amnesia: Kehilangan Detail Ingatan Setelah Menonton Konser
Mengutip dari nbcnews.com, terdapat sejumlah cara untuk mengurangi risiko terdampak headline stress disorder. Psikolog menyarankan untuk membatasi waktu dalam mengonsumsi berita, menyeimbangkan dengan konten positif atau hiburan, dan mengambil jeda total dari berita ketika merasa kewalahan.
Headline stress disorder menunjukkan pentingnya kesadaran dalam memilah dan membatasi konsumsi berita. Dengan begitu, Ultimates tetap bisa terinformasi tanpa harus terbebani secara emosional.
Penulis: Clarisa Renata
Editor: Jessica Kannitha
Foto: freepik/pikisuperstar
Sumber: nbcnews.com, parapuan.co, theconversation.com