SERPONG, ULTIMAGZ.com – Kata “kampret” kerap didengar sebagai umpatan dalam percakapan sehari-hari, terutama pada konteks politik di Indonesia beberapa tahun lalu. Namun, tidak banyak yang mengetahui bahwa ungkapan ini merujuk pada kelelawar kecil.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kampret berarti kelelawar berukuran kecil dan merupakan serapan dari bahasa Jawa, dilansir dari detik.com. Meski demikian, penggunaannya mengalami pergeseran makna seiring waktu. Kata yang awalnya netral bertransisi menjadi konotasi negatif karena repetisi dan konteks penyebutannya, terutama untuk merendahkan atau menyindir orang lain.
Baca juga: Bangsat: Tidak Hanya Ujar Makian tetapi Juga Jenis Serangga?
Fenomena perubahan makna ini tidak hanya terjadi pada kata “kampret”. Kata “anjing”itu juga turut terkena peristiwa pergeseran makna. Awalnya hanya penyebutan hewan, tetapi bergeser menjadi hinaan akibat penggunaan berulang dengan maksud emosional tertentu. Melansir dari kemendikdasmen.go.id, perubahan ini dikenal sebagai peyorasi, yakni makna netral menjadi konotasi buruk karena pemakaian sosialnya.
Penggunaan kata kampret sebagai label politik juga semakin populer sejak pemilihan calon presiden dan wakil presiden di Indonesia pada beberapa periode lalu. Istilah ini kerap diarahkan kepada pendukung salah satu kandidat, sementara istilah untuk tandingannya adalah “cebong”.
Baik dari istilah pertama dan kedua, kedua kata tersebut digunakan untuk merendahkan satu sama lain. Pada akhirnya, kedua istilah tersebut berkembang sebagai identitas verbal yang menandai perbedaan kelompok dan afiliasi politik, dilansir dari cnnindonesia.com.
Baca juga: Telisik Bahaya Kukang, Hewan Primata Imut Nan Mematikan
Meskipun pada masa sekarang sering diasosiasikan dengan umpatan, istilah ini tidak pernah dirancang untuk menjadi hinaan. Perubahan makna sepenuhnya terjadi karena individu yang mengalokasikan makna bahasa ini menjadi negatif. Ekspresi tersebut akhirnya berfungsi sebagai pelampiasan emosi dalam obrolan santai, seperti “anjir” atau “sialan”.
Setelah mengetahui bahwa kampret sejatinya hanyalah nama hewan kecil, apakah istilah ini masih menyinggung Ultimates, atau justru berubah menjadi sekadar bagian dari dinamika bahasa dan humor percakapan?
Penulis: Victoria Nadine Gunawan
Editor: Jessie Valencia
Foto: curadas.com
Sumber: detik.com, kemendikdasmen.go.id, cnnindonesia.com





