SERPONG, ULTIMAGZ.com – Lilin bukan hanya sekadar benda yang dapat menyala dan menerangkan ruangan gelap, melainkan juga menyimpan simbol kekuatan dalam kehidupan manusia. Dalam banyak tradisi, lilin sering hadir di tengah duka sebagai lambang doa dan penghormatan terakhir bagi orang yang telah tiada.
Cahaya kecil dari sumbu lilin sering kali terlihat dalam acara kedukaan, menjadi bagian dari tradisi yang menyertai perpisahan terakhir. Mengutip souvenirlilin.id, cahaya pada benda ini memberikan dan memiliki berbagai makna mengenai doa, ketenangan bagi arwah, serta penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Baca Juga: Arti Brave Pink dan Hero Green, Lambang 17+8 Tuntutan Rakyat!
Makna ini tercermin dalam tradisi menyalakan lilin pada momen kedukaan yang dipahami sebagai simbol terang dan kehidupan. Benda kecil dan cahayanya ini memberikan penerangan di tengah kegelapan duka, melambangkan keabadian jiwa dan kedamaian yang diperoleh setelah kematian.
Selain itu, lilin juga menjadi bentuk penghormatan terakhir kepada mereka yang telah tiada, dilansir dari rri.co.id. Oleh karena itu, cahaya yang menyala dari benda ini di acara kedukaan biasanya diiringi doa dengan tujuan untuk memohon kedamaian bagi jiwa korban serta kekuatan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Baca Juga: Membedakan Misinformasi dan Disinformasi, Kenapa Penting?
Lebih lanjut, menyalakan lilin juga dipandang sebagai cara masyarakat untuk menunjukkan kepedulian dan mengenang para korban. Tradisi ini pun memperlihatkan solidaritas dari komunitas atau masyarakat setempat terhadap keluarga yang berduka. Dukungan emosional dan moral diberikan kepada mereka yang kehilangan dengan cara berkumpul dan menyalakan cahaya untuk mereka.
Meski kini lebih sering dimaknai sebagai simbol duka, doa, atau solidaritas, sejarah benda kecil itu sendiri sudah berlangsung sejak ribuan tahun lalu. Mengutip candles.org, bangsa Mesir kuno pada sekitar 3.000 tahun sebelum masehi sudah menggunakan sumbu yang dicelupkan ke dalam lemak hewan cair sebagai bentuk awal dari terciptanya lilin.
Penulis: Clarisa Renata
Editor: Jessica Kannitha
Foto: freepik/freepic.diller
Sumber: souvenirlilin.id, rri.co.id, candles.org