SERPONG, ULTIMAGZ.com – Flora endemik Papua dikenal sebagai salah satu wilayah dengan kekayaan hayati terbesar di Indonesia. Tidak hanya fauna yang beragam, tanah Papua juga menjadi rumah bagi berbagai flora endemik unik dan bernilai tinggi.
Beberapa flora endemik Papua yang paling terkenal adalah sagu (Metroxylon sagu), matoa (Pometia pinnata), dan anggrek raksasa (Grammatophyllum speciosum). Tanaman-tanaman ini tidak hanya bernilai ekologis, tetapi juga penting bagi pangan, budaya, dan estetika masyarakat setempat.
Baca Juga: Anggrek, Si Flora Anggun yang Dilindungi
Sagu yang tumbuh subur di hutan rawa dan daerah dataran rendah sudah lama menjadi sumber pangan pokok masyarakat Papua. Mengutip kompas.com, Indonesia memiliki lebih dari 90% hutan sagu dunia dan sekitar 85% di antaranya berada di Papua dan Papua Barat dengan luas mencapai 1,2 juta hektar.
Kondisi ini menjadikan sagu salah satu tanaman paling penting di Papua, terutama patinya yang diolah menjadi papeda, makanan khas setempat dengan kandungan karbohidrat tinggi. Selain itu, daun dan pelepah sagu juga digunakan untuk atap rumah atau dinding tradisional, dilansir dari ecosago.com. Flora endemik ini juga berperan penting dalam menjaga ekosistem rawa karena kemampuannya untuk menyerap air dan mencegah erosi, dilansir dari rri.co.id.
Selain sagu, matoa juga menjadi salah satu flora endemik di Papua yang tidak kalah menarik. Buah tropis ini hanya berbuah sekali dalam setahun dan memiliki rasa manis. Matoa termasuk dalam famili Sapindaceae sehingga matoa memiliki tekstur yang mirip dengan rambutan.
Mengutip alodokter.com, buah matoa mengandung senyawa polifenol yang dikenal dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti menurunkan kadar gula darah, mencegah penyakit kanker, menjaga kesehatan jantung, dan melancarkan pencernaan. Selain itu, pohonnya juga dimanfaatkan oleh masyarakat Papua untuk dijadikan kayu ringan. Kemudian, kayu ringan tersebut pun akan digunakan menjadi bahan bangunan tradisional.
Namun, matoa yang tumbuh secara liar ini dianggap dapat membuatnya menjadi langka dan sulit ditemukan. Untuk itu, diperlukan budidaya yang tepat di luar dari habitat aslinya agar tetap lestari, dilansir dari kumparan.com.
Baca Juga: Melati: Bunga dari Himalaya Asia yang Menetap sebagai Puspa Bangsa
Sementara itu, anggrek raksasa menjadi salah satu anggrek terbesar di dunia. Flora endemik Papua ini mampu tumbuh hingga tiga meter dengan bunga berwarna kuning bercorak cokelat, dilansir dari mongabay.co.id. Tanaman ini sering menempel pada pohon besar di hutan tropis Papua dengan corak yang menarik perhatian pecinta tanaman hias dari dalam maupun luar negeri. Keindahan dan keunikannya menjadikan anggrek raksasa sebagai simbol flora tropis Papua yang ikonik.
Kekayaan flora endemik Papua menghadirkan peluang sekaligus tantangan. Ancaman deforestasi, alih fungsi lahan, dan perubahan iklim dapat mengurangi habitat tanaman-tanaman langka ini. Oleh karena itu, penting untuk melakukan upaya pelestarian hutan, edukasi masyarakat, dan penelitian lebih lanjut agar generasi mendatang tetap dapat menikmati serta memanfaatkan kekayaan alam yang unik ini.
Penulis: Clarisa Renata
Editor: Jessica Kannitha
Foto: freepik.com
Sumber: kompas.com, ecosago.com, rri.co.id, alodokter.com, kumparan.com, mongabay.co.id