• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Friday, September 26, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Iptek

Kulik Arti Kiasan Tone Deaf dalam Konteks Sosial

Jemima Anasya Rachman by Jemima Anasya Rachman
September 23, 2025
in Iptek
Reading Time: 3 mins read
Tone deaf

Ilustrasi empati dan kemampuan mendengarkan. (freepik.com)

0
SHARES
22
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Pernahkah Ultimates menemukan unggahan foto liburan mewah seorang selebritas di tengah krisis ekonomi yang sedang melanda masyarakat? Dalam ranah media sosial yang bergerak dengan cepat, hal ini dapat menjadi bahan sorotan. Perilaku selebritas tersebut biasanya dijuluki sebagai tone deaf. 

Istilah tone deaf atau tuli nada berasal dari dunia musik yang berarti kurangnya kemampuan untuk mengikuti nada. Namun, dalam konteks sosial, kiasan ini merujuk kepada seseorang yang bertindak tidak sesuai dengan situasi sosial atau kondisi emosional yang sedang terjadi dilansir dari detik.com.

Baca juga: Arti Brave Pink dan Hero Green, Lambang 17+8 Tuntutan Rakyat!

Mengutip merdeka.com, tone deaf mulai populer digunakan dalam konteks sosial karena banyak figur publik ataupun perusahaan yang dianggap kurang berempati dengan keadaan sosial. Pengguna media sosial-lah yang akan mencetuskan konotasi tone deaf sebagai kritik sosial terhadap perilaku ketidaksensitifan terhadap suatu masalah.

Kasus nyata yang baru-baru ini terjadi dan dapat dijadikan contoh adalah pernyataan Kepala Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia, Hasan Nasbi, mengenai teror pengiriman kepala babi ke kantor salah satu media di Indonesia, Tempo. Hasan menanggapi pertanyaan wartawan dengan candaan “Dimasak aja lah,” mengenai kejadian tersebut. Tak hanya itu, kata “ndasmu” dan “anjing menggonggong” yang sering kali diucapkan oleh oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto sebagai rujukan kepada kritik terhadapnya juga merupakan salah satu perilaku tone deaf, dilansir dari theconversation.com.

Sebagai figur publik yang diberikan kepercayaan dan pengaruh besar, penggunaan perkataan dalam berkomunikasi merupakan hal dasar yang krusial. Rasa empati menjadi hal yang fundamental untuk mendengarkan keluhan masyarakat. Sikap tone deaf yang ditunjukan oleh seseorang juga memperlihatkan kurangnya informasi dan ketidakpedulian terhadap isu sekitar. 

Untuk meminimalisasi perilaku tone deaf, Ultimates dapat meningkatkan kesadaran diri dengan merefleksikan respons dari orang lain. Ultimates harus mampu menaruh diri di posisi lawan bicara, berempati, dan mencoba memahami emosi di balik perkataannya. 

Selain itu, perluas wawasan terkait isu sosial yang sedang terjadi di lingkungan sekitar agar mampu menyesuaikan perilaku dalam konteks tertentu. Sisihkan sebagian waktu untuk mengobservasi interaksi sosial. 

Baca juga: Yellow Boat of Hope: Mengayuh Harapan Pendidikan Anak Bangsa 

Sebelum bertindak, resapkan dan refleksikan respons agar lebih sadar akan pikiran, perasaan, dan keadaan lingkungan. Refleksi yang dilakukan tidak hanya membantu untuk memahami keadaan emosional orang lain, tetapi juga keadaan emosional diri sendiri, dilansir dari liputan6.com.

Kiasan tone deaf mengingatkan betapa pentingnya empati dalam berkomunikasi. Sensitivitas untuk memahami konteks sosial dan perasaan orang lain menjadi langkah kecil yang berdampak besar di tengah kehidupan bermasyarakat. Bahkan, satu kata saja mampu meninggalkan resonansi atau keheningan penuh kritik. 

 

 

Penulis: Jemima Anasya R.

Editor: Jessica Kannitha

Foto: kompas.com

Sumber: merdeka.com, theconversation.com, liputan6.com.

Tags: ilmu sosialistilah barukritikkritik sosialkurang responmengkritikpemerintpemerintahPolitikRespon Pemerintahtone deaf
Jemima Anasya Rachman

Jemima Anasya Rachman

Related Posts

Cicada dengan mata merah mencolok dan sayap bening. (nature.org)
Iptek

Mengenal Serangga Cicada yang Hidup Lama di Tanah

September 26, 2025
Payung hitam pada Aksi Kamisan ke-876 memperingati September Hitam dan 21 tahun pembunuhan Munir pada Kamis (04/09/25). (ULTIMAGZ/Radella Dagna)
Iptek

September Hitam, Simak Deretan Peristiwa Kelam di Bulan September

September 26, 2025
Vitamin D
Iptek

Manfaat Vitamin D terhadap Kesehatan Mental

September 26, 2025
Next Post
Lukisan Narcissus yang sedang bercermin karya Caravaggio. (worldhistory.org)

Narcissus, Dewa Yunani yang Menjadi Inspirasi Kata Narsis

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

two + 16 =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021