SERPONG, ULTIMAGZ.com – Fenomena sugar crash merujuk pada kondisi menurunnya energi secara tiba-tiba setelah kadar gula darah meroket dan kemudian turun drastis. Kondisi ini sering dialami setelah seseorang mengonsumsi makanan atau minuman tinggi gula, seperti kopi susu, kue, atau minuman bersoda.
Awalnya, tubuh merasakan lonjakan energi akibat peningkatan kadar glukosa yang cepat diserap ke dalam darah. Namun, tidak lama kemudian, tubuh akan mengeluarkan insulin dalam jumlah besar untuk menyeimbangkan kadar gula tersebut. Akibatnya, kadar gula darah menurun lebih cepat dari seharusnya, membuat tubuh terasa lemas, mengantuk, bahkan sulit berkonsentrasi.
Baca Juga: Sugar Rush: Dampak Gula Berlebih terhadap Tubuh dan Otak
Menurut healthline.com, sugar crash dapat memunculkan berbagai gejala seperti pusing, jantung berdebar, mudah marah, hingga rasa lapar yang datang mendadak. Gejala ini biasanya muncul dua hingga empat jam setelah mengonsumsi makanan manis. Dalam jangka panjang, kebiasaan mengonsumsi gula berlebih juga dapat memengaruhi stabilitas suasana hati dan performa kognitif seseorang.
Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi gula juga dapat meningkatkan risiko gangguan metabolisme, obesitas, dan gangguan suasana hati, seperti stres dan depresi, dilansir dari valleyoaks.org. Lonjakan dan penurunan kadar gula yang tidak stabil membuat sistem tubuh bekerja lebih keras untuk menyeimbangkan energi sehingga seseorang lebih mudah merasa lelah sepanjang hari.
Kondisi ini menunjukkan bahwa sugar crash tidak hanya berdampak sementara, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Mengutip news.sanfordhealth.org, pencegahan sugar crash dapat dilakukan dengan menjaga keseimbangan asupan gizi. Mengombinasikan karbohidrat kompleks, protein, dan lemak sehat dalam setiap makanan dapat membantu mengurangi potensi terjadinya sugar crash.
Baca Juga: Apakah Gula Cokelat, Gula Merah, dan Gula Aren Sama Saja?
Selain itu, memperbanyak serat dari buah dan sayur serta mengurangi konsumsi minuman manis dapat membantu menjaga kadar gula darah agar tetap stabil. Jika gejala sugar crash terjadi secara berulang, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau tenaga medis guna memastikan tidak ada gangguan metabolik yang mendasari.
Pada akhirnya, memahami fenomena sugar crash dapat membantu masyarakat untuk lebih bijak dalam mengonsumsi makanan manis. Mengimbangi asupan gula dengan pola makan sehat dan gaya hidup aktif menjadi langkah penting agar energi tubuh tetap stabil sepanjang hari.
Penulis: Clarisa Renata
Editor: Jessica Kannitha
Foto: pixabay/Ylanite
Sumber: healthline.com, valleyoaks.org, news.sanfordhealth.org




