• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Friday, November 28, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Iptek

Waspadai Sugar Crash, Efek ‘Jet Lag’ Setelah Makan Manis

Clarisa Renata by Clarisa Renata
November 28, 2025
in Iptek
Reading Time: 2 mins read
Sugar crash yang disebabkan oleh makanan manis. (pixabay/Ylanite)

Sugar crash yang disebabkan oleh makanan manis. (pixabay/Ylanite)

0
SHARES
3
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Fenomena sugar crash merujuk pada kondisi menurunnya energi secara tiba-tiba setelah kadar gula darah meroket dan kemudian turun drastis. Kondisi ini sering dialami setelah seseorang mengonsumsi makanan atau minuman tinggi gula, seperti kopi susu, kue, atau minuman bersoda.

Awalnya, tubuh merasakan lonjakan energi akibat peningkatan kadar glukosa yang cepat diserap ke dalam darah. Namun, tidak lama kemudian, tubuh akan mengeluarkan insulin dalam jumlah besar untuk menyeimbangkan kadar gula tersebut. Akibatnya, kadar gula darah menurun lebih cepat dari seharusnya, membuat tubuh terasa lemas, mengantuk, bahkan sulit berkonsentrasi.

Baca Juga: Sugar Rush: Dampak Gula Berlebih terhadap Tubuh dan Otak

Menurut healthline.com, sugar crash dapat memunculkan berbagai gejala seperti pusing, jantung berdebar, mudah marah, hingga rasa lapar yang datang mendadak. Gejala ini biasanya muncul dua hingga empat jam setelah mengonsumsi makanan manis. Dalam jangka panjang, kebiasaan mengonsumsi gula berlebih juga dapat memengaruhi stabilitas suasana hati dan performa kognitif seseorang.

Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi gula juga dapat meningkatkan risiko gangguan metabolisme, obesitas, dan gangguan suasana hati, seperti stres dan depresi, dilansir dari valleyoaks.org. Lonjakan dan penurunan kadar gula yang tidak stabil membuat sistem tubuh bekerja lebih keras untuk menyeimbangkan energi sehingga seseorang lebih mudah merasa lelah sepanjang hari.

Kondisi ini menunjukkan bahwa sugar crash tidak hanya berdampak sementara, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Mengutip news.sanfordhealth.org, pencegahan sugar crash dapat dilakukan dengan menjaga keseimbangan asupan gizi. Mengombinasikan karbohidrat kompleks, protein, dan lemak sehat dalam setiap makanan dapat membantu mengurangi potensi terjadinya sugar crash.

Baca Juga: Apakah Gula Cokelat, Gula Merah, dan Gula Aren Sama Saja?

Selain itu, memperbanyak serat dari buah dan sayur serta mengurangi konsumsi minuman manis dapat membantu menjaga kadar gula darah agar tetap stabil. Jika gejala sugar crash terjadi secara berulang, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau tenaga medis guna memastikan tidak ada gangguan metabolik yang mendasari.

Pada akhirnya, memahami fenomena sugar crash dapat membantu masyarakat untuk lebih bijak dalam mengonsumsi makanan manis. Mengimbangi asupan gula dengan pola makan sehat dan gaya hidup aktif menjadi langkah penting agar energi tubuh tetap stabil sepanjang hari.

 

 

Penulis: Clarisa Renata

Editor: Jessica Kannitha

Foto: pixabay/Ylanite

Sumber: healthline.com, valleyoaks.org, news.sanfordhealth.org

Tags: efek gulagulasugar crash
Clarisa Renata

Clarisa Renata

Related Posts

Sally Snowman di depan mercusuar Boston Light. (news.uslhs.org)
Iptek

Kenali Sally Snowman, Penjaga Mercusuar Terakhir di Amerika Serikat

November 27, 2025
Ikan blobfish yang dianggap ikan terjelek sedunia. (octopus.org.nz)
Iptek

Mengenal Blobfish, Ikan Laut Dalam dengan Tubuh Lembek

November 27, 2025
analysis paralysis
Iptek

Kenali Analysis Paralysis, Antara Berpikir Matang dan Terlalu Banyak Berpikir

November 21, 2025

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

fourteen + 20 =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021