• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Tuesday, June 3, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Iptek

YouTube Berhenti Memonetisasi Video Anak Berkualitas Rendah

by Reynaldy Michael Yacob
November 2, 2021
in Iptek
Reading Time: 2 mins read
YouTube Berhenti Memonetisasi Video Anak Berkualitas Rendah

Anak-anak sudah mampu mengoperasikan aplikasi Youtube sendiri. (Foto: Shutterstock)

0
SHARES
123
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Pihak YouTube akan berhenti merekomendasi dan memonetisasikan video YouTube anak-anak (YouTube made for kids) yang memiliki kualitas rendah pada platform-nya mulai November 2021.

Direktur Manajemen Produk Anak dan Keluarga YouTube James Beser melalui blog resminya mengatakan bahwa saluran dengan konten yang dibuat untuk anak-anak harus mematuhi serangkaian pedoman yang lebih ketat jika ingin tetap mengikuti YouTube Partnership Program (YPP).

Keputusan ini diambil setelah pihak YouTube menemukan 1,8 juta video yang melanggar kebijakan keselamatan anak pada kuartal kedua tahun 2021.

Kriteria Video Anak Berkualitas Rendah

Dalam penjelasannya, YouTube menjabarkan bahwa video anak-anak berkualitas rendah, adalah video-video yang:

  • Bersifat ‘sangat komersial’ atau jelas-jelas menghasut dan mempromosikan suatu produk.
  • Mendorong perilaku atau sikap negatif seperti perundungan, berbohong, konten prank berbahaya, dan lain-lain.
  • Edukasi hoax atau video yang memiliki judul atau thumbnail yang seolah mendidik, namun isinya tidak relevan.
  • Video sensasional yang menyesatkan. Misalnya video yang berisi informasi tidak benar atau berlebihan.
  • Video dengan isi yang tidak jelas. Biasanya video jenis ini dibuat lewat proses otomatisasi sehingga hasilnya tidak jelas dan tidak lengkap.
  • Memuat karakter anak-anak populer dalam situasi kurang pantas. Hal ini termasuk animasi, live-action, dan cosplay.

Kriteria Video Anak yang Didukung YouTube

Sebaliknya, pihak YouTube sangat mendorong para kreator konten anak di platform-nya untuk berkarya semakin kreatif lagi, guna masa depan generasi muda yang lebih cerah.

Mereka didorong untuk menghasilkan konten berkualitas tinggi, atau video-video yang:

  • Mendorong anak-anak untuk berbuat baik.
  • Berisi pembelajaran dan mengembangkan rasa ingin tahu.
  • Video yang merangsang pikiran anak untuk menjadi lebih imajinatif.
  • Komunikatif dalam masalah dunia nyata, menggambarkan pelajaran hidup, atau edukasi sosial-emosional
  • Perspektif persatuan seperti mempromosikan keragaman, kesetaraan, atau inklusi.

Nantinya, kreator konten yang menghasilkan video anak atau “made for kids” berkualitas tinggi seperti tertera di atas, akan lebih direkomendasikan oleh algoritma YouTube. Selain itu, video-video tersebut juga akan disertakan dalam aplikasi YouTube Kids.

YouTube berharap, penggunanya yang masih berusia anak-anak dapat disajikan konten yang tidak hanya menghibur, tetapi juga berguna untuk mereka.

 

Penulis: Reynaldy Michael Yacob

Editor: Andi Annisa Ivana Putri

Foto: Shutterstock

Sumber: kompas.com, liputan6.com, inews.id.

Tags: anakcontent creatormonetisasi youtubeyoutubeyoutube kids
Reynaldy Michael Yacob

Reynaldy Michael Yacob

Related Posts

Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). (kompas.com)
Iptek

Kelamnya Sejarah Revolusi Indonesia: Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)

May 9, 2025
Ilustrasi sorgum. (Pixabay/Bishnu Sarangi)
Iptek

Sorgum: Harapan Pangan Nasional di Tengah Krisis Iklim

May 7, 2025
Pameran model dan kerangka burung dodo di Museum of Natural History. (oumnh.ox.ac.uk)
Iptek

Jejak Terakhir Burung Dodo: Kisah dari Spesies yang Punah

April 29, 2025
Next Post
Kevin/Markus Jadi Runner Up French Open 2021

Kevin/Marcus Tempati Posisi Runner Up French Open 2021

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021