• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Thursday, June 26, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Jalan-jalan

Menjual Kenangan, Membeli Sejarah

by desyhartini
February 23, 2014
in Jalan-jalan
Reading Time: 2 mins read
0
SHARES
67
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Pasar Triwindu merupakan tempat para penjual barang antik menjajakan sejuta kenangan masa lalu. Dinamakan begitu sebab dulunya pasar ini memang hanya digelar setiap tiga windu sekali (satu windu = delapan tahun). Ini berarti warga Solo hanya dapat berbelanja di sini tiap 24 tahun sekali.

Konon puluhan tahun sebelum pasar ini berdiri, lokasinya merupakan kandang kuda keraton. Baru pada 1939, Pasar Triwindu didirikan sebagai kado ulang tahun Nurul Khamaril, Gusti Putri Mangkunegara VII.

Pada 2008, pasar ini dipugar oleh pemerintah daerah Solo untuk memberikan kenyamanan lebih bagi penjual dan pengunjung. Kini suasana pasar pun digantikan dengan bangunan bertingkat dua berarsitektur modern.

Berburu barang antik di sini memang tidak hanya menarik perhatian kolektor, namun juga para wisatawan yang sekadar ingin melihat-lihat saja. Kios-kios yang berjajar di sepanjang gang sempit sengaja men-display barang dagangan hingga di luar lapak. Bau masa lalu menguar di antara ucapan penjual yang ramah melayani para pembelinya.

Barang di pasar ini pun beragam. Harga yang ditawarkan juga relatif lebih murah ketimbang membeli di kota-kota besar atau tempat lelang, tentu asalkan Anda sanggup menawar habis-habisan.

Adapun barang-barang yang dijual, yakni dakon kuno (permainan anak-anak Jawa jaman dulu) berbahan kayu, miniatur sepeda, toples, lukisan kaca dan poster-poster kuno, tas-tas lawas, patung dan arca, kamera tua, koleksi piringan hitam, hingga gramofon yang masih berfungsi dengan baik.

Harganya berkisar antara ribuan hingga puluhan juta, tergantung nilai sejarah dan kondisinya. Sebuah kamera vintage yang masih berfungsi dengan baik, misalnya, dibanderol dengan harga 400 ribu rupiah, sementara yang sudah rusak seharga 200 ribu rupiah.

Setahun sekali, sekitar bulan Oktober-November, di tempat ini juga diadakan Festival Seni Pasar Panji. Acaranya bermacam-macam, mulai dari pagelaran drama, tari-tarian, dan lainnya.

Berburu barang antik tidak akan pernah membosankan. Berjalan di antara barang-barang yang dulu sempat dipunyai, diingini, dan dicintai oleh seseorang akan membuat Anda seakan berjalan menembus lorong waktu. Tidak ada salahnya sekadar bertanya pada penjual tentang masa lalu barang yang akan Anda beli, barangkali Anda akan mendengar kisah menarik yang berkenaan dengan barang tersebut.

 

Penulis: Hana Krisviana

Editor: Desy Hartini

Foto: Dok. Pribadi

desyhartini

desyhartini

Related Posts

Ilustrasi pemandangan dari puncak Kawah Ijen. (freepik/jcomp)
Jalan-jalan

Kawah Ijen, Destinasi Wisata Jawa Timur dengan Sejuta Daya Tarik

May 14, 2025
Kondisi lobi BXSea Bintaro Jaya pada hari kedua Lebaran, Selasa (01/04/25). (BXSea Oceanarium)
Jalan-jalan

BXSea Bintaro Jaya Temani Liburan Idulfitri Lewat “The Flow of Blessings”

April 7, 2025
Boen Tek Bio, kelenteng tertua di kawasan Tangerang yang erat kaitannya dengan eksistensi Cina Benteng. (tangerangkota.go.id)
Jalan-jalan

Tapaki Jejak Sejarah di Tangerang: Cina Benteng

February 27, 2025
Next Post

Her, Ketika Program Komputer Menjadi Sang Kekasih

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021