SERPONG, ULTIMAGZ.com – Apakah Ultimates pernah mendengar istilah Rabu Abu atau Ash Wednesday? Bagi umat Katolik, Rabu Abu dikenal sebagai hari pertama peringatan masa prapaskah.
Mengutip news.detik.com, Rabu Abu selalu diperingati 40 hari sebelum Hari Raya Paskah (tanpa hari minggu) atau 44 hari (termasuk hari Minggu) sebelum Jumat Agung. Tahun ini, Rabu Abu diperingati pada Rabu (05/03/25).
Baca Juga: Hidangan Natal Suguhkan Memori di Tengah Perayaan
Makna Rabu Abu dapat dilihat sebagai awal masa pertobatan, momen menyangkal diri dan kembali kepada Kristus, dilansir dari cnnindonesia.com. Selama 40 hari, umat Katolik memasuki masa latihan rohani untuk semakin dekat dengan Tuhan dan sesama.
Mengutip tirto.id, Perjanjian Lama menyebutkan bahwa abu digunakan sebagai lambang perkabungan, termasuk rasa penyesalan dan pertobatan umat manusia. Selain itu, Rabu Abu juga menjadi peringatan bahwa manusia diciptakan dari debu dan tanah, yang nantinya akan kembali menjadi debu. Namun, makna Rabu Abu tidak sesempit itu. Berikut adalah fakta-fakta menarik Rabu Abu yang perlu Ultimates ketahui.
1. Pemakaian Abu di Dahi
Saat penerimaan abu, umat Katolik akan mendapatkan abu berbentuk tanda salib di dahi. Mengutip hypeabis.id, imam akan mengucapkan kalimat “Ingatlah bahwa kamu adalah debu dan kamu akan kembali menjadi debu” ketika proses pemberian abu. Namun, sebagai alternatif, imam dapat mengucapkan kalimat “Bertobatlah dan percayalah pada Injil”.
2. Abu Didaur Ulang dari Masa Prapaskah Lalu
Kembali mengutip tirto.id, abu yang digunakan berasal dari hasil pembakaran daun palem yang diberkati dalam perayaan Minggu Palma setahun sebelumnya. Abu tersebut dibaptis dengan air suci dan diharumkan dengan dupa.
3. Anjuran Pantang dan Puasa.
Dalam perayaan Rabu Abu dan masa prapaskah, umat Katolik dianjurkan berpantang dan berpuasa. Berpantang berarti tidak melakukan sesuatu hal yang disukai pada hari Rabu Abu dan setiap hari Jumat sampai Jumat Agung. Pantangan ini dapat termasuk hiburan atau makanan. Sementara itu, berpuasa bagi umat Katolik berarti hanya diperbolehkan makan kenyang sekali dalam sehari, pada Rabu Abu, setiap hari rabu dalam masa pra paskah dan Jumat Agung.
4. Tetap Tinggal di Rumah Setelah Penerimaan Abu.
Setelah menerima abu di dahi, umat disarankan untuk tetap tinggal di rumah. Tradisi ini dilakukan karena pergi ke tempat umum setelah menerima abu dianggap tidak baik. Namun, umat diperbolehkan membasuh abu tersebut dengan air setelah misa. Meskipun demikian, banyak orang tetap memakainya sebagai pengingat sampai malam hari.
Baca Juga: Kenali Hari Putih, Tradisi Unik Tanggapi Hadiah Valentine
Demikian informasi mengenai Rabu Abu yang bisa Ultimates ketahui. Selamat merayakan Rabu Abu bagi Ultimates yang merayakan!
Penulis: Jocellyn Lee Kurnianto
Editor: Kezia Laurencia
Foto: freepik.com
Sumber: news.detik.com, cnnindonesia.com, tirto.id, hypeabis.id, detik.com