SERPONG, ULTIMAGZ.com – Taylor Swift, penyanyi pop ternama asal Amerika Serikat membawa dampak menggemparkan bagi sektor ekonomi dan pariwisata dengan kehadiran istilah swiftonomics. Namun, apa sebenarnya arti dari istilah tersebut?
Melansir dari globaledge.msu.edu, swiftonomics adalah fenomena keberhasilan Taylor Swift karena memberi efek masif bagi perekonomian di negara tempatnya mengadakan konser. Salah satu negara tujuan konser Taylor Swift adalah Singapura.
Baca juga: Intip Makna 5 Lagu From The Vault dari 1989 Taylor’s Version
Edmund Ong, manajer umum Trip.com Singapura mencatat volume pemesanan melalui platform tersebut meningkat 275 persen selama periode konser, dilansir dari money.kompas.com. Ia juga mengatakan bahwa penerbangan ke Singapura meningkat 186 persen, pemesanan akomodasi meningkat 460 persen, dan pemesanan objek wisata dan tur meningkat sebanyak 2.373 persen.
Selain di Singapura, konser tur dunia yang dilakukan di Amerika juga membuat peningkatan di sektor ekonomi sebesar $5,7 miliar atau setara dengan Rp89,6 triliun, dilansir dari washingtonpost.com. Konser yang dilaksanakan selama empat hari di Jepang juga menghasilkan pendapatan sebesar Rp3,5 triliun,
Peningkatan pendapatan di sektor pariwisata juga diperoleh dari pengeluaran para penggemar. Misalnya, uang tiket pesawat, konser, akomodasi, dan juga pakaian yang akan mereka gunakan saat konser. Salah satu sektor yang mengalami peningkatan adalah hotel. Melansir dari cityam.com, harga hotel di sekitar tempat konser di Amerika melonjak tinggi karena pemesanan yang banyak.
Peningkatan serupa juga terjadi di Singapura. Bertepatan dengan konser yang diadakan di Singapura pada (02/03/24) lalu, permintaan penerbangan ke Singapura dengan Singapore Airlines dan Scoot meningkat pada Maret 2024, dilansir dari cnnindonesia.com. Tidak hanya itu, permintaan untuk pemesanan kamar hotel juga meningkat sampai 30 persen menjelang hari konser.
Swiftonomics Dapat Membawa Peluang bagi Indonesia
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan efek swiftonomics untuk mendongkrak pariwisata dan perekonomian Indonesia.
“Kita membutuhkan apa yang dilakukan pemerintah Singapura dan pemerintah Australia yakni mendatangkan Taylor Swift. Kita membutuhkan swiftonomics dalam pariwisata Indonesia,” ujar Sandiaga, dilansir dari cnnindonesia.com.
Melansir dari cnbcindonesia.com, Sandiaga meminta maaf karena Indonesia tidak berhasil menarik Taylor Swift untuk menggelar The Eras Tour di Indonesia karena hal ini Sandiaga pun berniat mengeluarkan dana khusus untuk pariwisata Indonesia.
Sandiaga juga menyebutkan bahwa pemerintah akan mengeluarkan dana khusus pariwisata sebesar Rp2 triliun dalam harapan dapat meningkatkan jumlah wisatawan Indonesia.
Baca juga: Taylor Swift Ungkap Lelahnya Cinta Satu Sisi dalam “Tolerate It”
“Dana ini akan digunakan untuk menggerakkan event lokal hingga internasional, dengan harapan dapat meningkatkan jumlah wisatawan sehingga mampu menciptakan lapangan kerja yang lebih luas lagi,” ujar Sandiaga.
Swiftonomics jelas membawa perubahan permainan di bidang pariwisata dan ekonomi. Melalui konsernya yang bertajuk The Eras Tour, Taylor Swift secara tidak langsung menggerakkan roda perekonomian di negara tempatnya tampil. Langkah progresif perlu diambil agar Indonesia dapat meraih juga manfaat tersebut.
Penulis: Novela Chin
Editor: Mianda Florentina
Foto: Instagram/@taylorswift, cityam.com,
Sumber: globaledge.msu.edu, washingtonpost.com, cityam.com, cnnindonesia.com, cnbcindonesia.com, cnnindonesia.com, money.kompas.com