SERPONG, ULTIMAGZ.com – Gelandang serang milik Arsenal, Mesut Ozil mengumumkan akhir dari kariernya di timnas sepak bola Jerman melalui akun Twitter @MesutOzil1088 , Minggu (22/07/18). Ozil mengambil jalan itu setelah menghadapi tekanan berbagai pihak yang meragukan loyalitas dan jiwa nasionalisme dirinya.
Dalam akun Twitternya, Ozil mencurahkan isi hatinya atas perlakuan dan tekanan yang ia terima. Eks Real Madrid menganggap semua itu merupakan tindakan rasis dan perlakuan tidak hormat terhadap dirinya yang memiliki garis keturunan Turki.
“Saya pernah mengenakan seragam Jerman dengan perasaan bangga dan , tapi sekarang tidak. Saya merasa tidak diinginkan lagi dan semua pencapaian saya setelah melakukan debut di tahun 2009 seakan terlupakan,” kata Ozil dikutip dari laman BBCSport.com .
Dampak dari tuduhan bernada rasisme itu terlihat pada penampilan Ozil di Piala Dunia 2018 yang kurang trengginas. Ia semakin disudutkan oleh media dan fans saat Jerman harus pulang cepat karena gugur di fase grup.
Tekanan tersebut bermula ketika Ozil bertemu dengan pemimpin tanah leluhurnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada bulan Mei lalu di London. Ozil bersama dua pemain keturunan Turki lain yang merumput di Liga Inggris, yakni Cenk Tosun (Everton) dan Ilkay Gundogan (Manchester City), diketahui berfoto bersama Presiden yang menjabat dari tahun 2014 itu.
Foto itu kemudian dicap bernuansa politik karena saat itu Erdogan tengah mengikuti pemilihan umum Turki sebagai calon Presiden. Sebagai pembelaan, Ozil pun mengatakan bahwa ia hanya berusaha untuk menghormati tanah leluhur Ibunya dengan menemui Erdogan.
“Ini bukanlah tentang politik atau pemilu, ini tentang saya yang menghormati petinggi di negara asal keluarga saya,” jelas Ozil.
Perlakuan Tidak Hormat dari DFB
Presiden DFB (Asosiasi Sepak Bola Jerman) Reinhard Grindel sempat mengkritisi pertemuan Ozil dan kedua rekannya itu dengan sang Presiden Turki. Ia menilai bahwa lembaga yang dibawahinya menganut nilai-nilai yang tak mampu dihormati oleh Erdogan.
“Itu sebabnya tidak baik bagi pemain kami membiarkan diri mereka dimanfaatkan untuk kebutuhan kampanye politik (Erdogan). Ketika melakukan itu, para pemain kami tidak mendukung kinerja DFB sebagai sebuah kesatuan” kritik Grindel dikutip dari laman resmi DFB.
Lebih jauh, Grindel juga menyalahkan Ozil atas gugurnya timnas Jerman di fase grup Piala Dunia 2018. Karena tidak terima, Ozil pun lantas membela diri melalui pernyataannya.
“Saya tak sudi lagi menjadi kambing hitam atas ketidakcakapan dan ketidakmampuannya menjalankan tugas dengan layak,” kata Ozil mengomentari kinerja Reinhard Grindel di DFB.
Berlawanan dengan pendapat Barley, anggota senior Partai Demokrat Kristen Thomas Bareiss berpendapat bahwa pernyataan Ozil menunjukkan rasa ‘tidak hormat’ dan ‘salah tempat’.
Penulis: Naufal Abrori Suprapto
Editor: Gilang Fajar Septian
Sumber: BBCSport.com, Panditfootball.com, CNN.Com
Foto: Twitter @AKParti