Fenomena pencalonan Joko Widodo, gubernur DKI Jakarta sebagai presiden dalam pemilu 2014 oleh Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan menarik perhatian masyarakat. Terlebih lagi penegasan mengenai mandat yang di berikan oleh ketua umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri untuk terjun dalam bursa pencapresan. Hal tersebut rupanya menumbuhkan opini di banyak kalangan masyarakat, terutama Jakarta.
Ditanya mengenai pencapresan Jokowi sebagai presiden, Inashabibah, seorang wartawan magang pada majalah Intisari, berpendapat bahwa semuanya berjalan terlalu terburu-buru.
“Aku kehilangan respect dengan Jokowi. Dia punya track yang nanggung. Solo belum kelar, ke Jakarta. Kota Jakarta belum, eehh nyapres,” ujarnya.
Baginya, Jokowi adalah sosok yang sangat baik. Namun Inas, sebagaimana ia sering disapa, mengatakan jika alasan Jokowi maju mencalonkan diri sebagai presiden karena berlatarbelakangkan mandat Megawati, ia berpendapat Jokowi seperti tidak tahu porsinya dalam pemerintahan.
“Ahok saja diminta sama Prabowo untuk , tapi menolak mentah-mentah. Harusnya tahu porsi saja,” jawabnya kala itu.
Namun Inas memiliki sudut pandang lain pula mengenai keputusan Jokowi dalam mengiyakan mandat Megawati tersebut. Angkatan 2010 yang baru saja menyelesaikan tugas akhirnya itu memandang, Megawati memiliki maksud lain dengan memajukan Jokowi dalam pencalonan presiden 2014. Menurutnya, Megawati bisa saja memajukan Puan Maharani yang kini menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI-P di DPR sebagai presiden, meskipun memiliki kans yang cukup kecil.
Kabar mengenai majunya Jokowi dalam bursa pencalonan presiden rupanya membawa harapan pada keuangan negara. Para ekonom berpendapat bahwa pencapresan Jokowi ini menguatkan rupiah di Indonesia.
[divider] [/divider] [box title=”Info”] Reporter: Annisa HardjantiEditor: Patric Batubara
Foto : Di sini [/box]