• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Friday, August 22, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Opini

PKD-ku Sayang, Keretaku Malang

sintiaastarina by sintiaastarina
July 17, 2014
in Opini
Reading Time: 2 mins read
0
SHARES
83
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Sejatinya, kereta sudah menjadi salah satu transportasi andalan masyarakat guna menghindari kemacetan, terlebih di kota-kota besar. Berdasarkan Badan Pusat Statistik, jumlah penumpang kereta di Jabotabek pada Januari 2014 sebesar 14.963 ribu orang, Februari sebanyak 14.303 ribu orang, dan Maret sebanyak 16.909 ribu orang. Setiap tahunnya, jumlah penumpang kereta pun terus bertambah. Tak hanya di Jabodetabek, tetapi juga di daerah-daerah lainnya.

Ya, belasan ribu orang memanfaatkan transportasi cepat ini menuju tempat-tempat yang diinginkan. Hanya berbekal sekian ribu rupiah, penumpang pun bisa sampai di tempat tujuan dengan mudah.

Di balik itu semua, seperti yang diketahui, setiap stasiun pun pasti memiliki Petugas Keamanan Dalam (PKD) yang bertugas untuk melaksanakan pengamanan secara menyeluruh. Bukan hanya di area stasiun, melainkan juga di dalam kereta. PKD juga harus mengatur para penumpang agar tertib.

Namun, seringkali, pemandangan tak mengenakkan ini terjadi di gerbong wanita yang terletak di paling depan dan di paling belakang. Di gerbong paling depan yang sudah ramai dengan para penumpang wanita, bertambah sesak ketika penumpang lainnya memaksa diri untuk mencari celah di dalam kereta. Bahkan, beberapa dari penumpang harus rela menahan tubuh agar tidak terjepit pintu otomatis kereta yang hendak tertutup. Mereka berpegangan erat agar pintu kereta dapat tertutup rapat sehingga kereta pun dapat berjalan.

Sayangnya, terlalu banyak penumpang di dalam gerbong wanita mencerminkan ketidaksabaran dan ketidakpedulian. Padahal, kereta dengan rute yang sama tak hanya satu. Para penumpang tentu bisa menunggu kereta selanjutnya. Apabila alasannya adalah takut terlambat atau tidak kebagian tempat, lantas mengapa tidak datang lebih awal dan menaiki kereta dengan jadwal yang lebih pagi?

Imbauan yang berbunyi “Dahulukan Penumpang yang Turun” seakan hanyalah sebuah tulisan pemanis pada badan kereta. Penumpang di dalam kereta saja belum turun, lantas penumpang lain berbondong-bondong memaksa masuk. Bahkan, untuk keluar dari kereta saja rasanya susah luar biasa.

Pertanyaannya ,di manakah para PKD di setiap stasiun yang seharusnya mengatur ketertiban dan para penumpang?

Seperti yang kita tahu, pemerintah selalu menggembar-gemborkan manfaat menaiki angkutan umum. Selain dapat mengurangi kemacetan di kota-kota besar, seperti Jakarta, para pengguna transportasi juga bisa menghemat bensin dan tenaga. Di sisi lain, masyarakat juga bisa menggunakan waktu secara efisien sehingga bisa lebih cepat sampai di tempat tujuan. Dengan menggunakan transportasi yang khusus dibuat untuk publik, mereka juga bisa membantu mengurangi polusi. Sayangnya, penggunaan transportasi ini tidak dilakukan dengan baik seiring pengamanan yang dilakukan.

Sudah selayaknya penggunaan transportasi ini dibarengi oleh kesadaran masing-masing individu akan keselamatan bertransportasi. Penumpang harus bisa berbagi tempat dengan penumpang lain demi keamanan bersama. Apabila sudah tidak ada ruang untuk masuk ke dalam kereta, jangan memaksa, bersabarlah saja.

Di stasiun pun juga bisa diterapkan sistem palang pintu otomatis yang dapat mencegah penumpang nekat masuk ke dalam kereta yang sudah penuh. Petugas keamanan pun seharusnya diperbanyak. Sudah selayaknya mereka lebih memerhatikan keselamatan penumpang dan transportasi.

Padahal, tak sedikit kecelakaan kereta api yang terjadi akibat kelebihan muatan. Apabila seluruh penumpang dapat menyadari bagaimana pentingnya mengutamakan keselamatan, niscaya transportasi publik seperti kereta akan lebih terasa manfaatnya. Bukan hanya sekadar akomodasi untuk sampai di tujuan dengan cepat, melainkan juga ada rasa nyaman dan selamat dalam diri saat bepergian ketika menggunakan kereta.

[divider] [/divider] [box title=”Info”] Penulis: Sintia Astarina
Gambar: //www.kereta-api.co.id/media/content/galeri_lok_cc2061.jpg[/box]
sintiaastarina

sintiaastarina

Related Posts

digicam
Opini

Digicam Kembali ke Pasar: Dari Kesenangan Jadi Berlebihan?

July 16, 2025
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) resmi mengesahkan revisi Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Rapat Paripurna pada Kamis (20/03/25). (detik.com)
Opini

Pengesahan RUU TNI: Satu Langkah Menuju Bangkitnya Orde Baru?

March 24, 2025
Ilustrasi #KaburAjaDulu
Opini

#KaburAjaDulu: Kurang Cinta Tanah Air atau Perasaan Terkhianati

March 15, 2025
Next Post

Kolaborasi UMN dan UTS Lewat Bemo Painting

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

sixteen − eleven =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021