• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Monday, June 2, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Review

5 Centimeters per Second, Kebersamaan Sejak Kecil yang Harus Dipisah Jarak

by Natalia Setiawan
May 13, 2016
in Review
Reading Time: 2 mins read
5 Centimeters per Second, Kebersamaan Sejak Kecil yang Harus Dipisah Jarak
0
SHARES
4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Film animasi Jepang merupakan salah satu jenis film yang digemari masyarakat Indonesia. Tak terkecuali Byosoku 5 Centimeter atau lebih dikenal dengan 5 Centimeter per Second, yang populer di kalangan penggemar film anime romantis. Kendati film ini mengisahkan romansa dua pasangan yang bersama sejak kecil, konflik pun mencuat ketika cinta mereka diuji oleh jarak yang memisahkan hingga waktu yang menentukan pilihan.

Berlatar di Negeri Sakura, film ini terbagi ke dalam tiga segmen. Setiap segmen dibuat dengan sudut pandang pencerita yang berbeda. Setiap segmen berisi cerita tentang perjalanan hidup Takaki Tohno beserta hubungannya dengan dua perempuan berbeda, yakni Shinohara Akari dan Sumida Kanae.

Segmen pertama yang berjudul Okasho (Bunga Sakura Mekar) dengan Takaki Tohno sebagai sudut pandang pertama, bercerita tentang pertemuan pertama Takaki dengan Akari di sekolah dasar yang sama. Ketika sudah lulus, Akari terpaksa melanjutkan sekolahnya ke Tochigi karena pekerjaan orang tuanya, sedangkan Takaki sendiri melanjutkan sekolahnya di Tokyo.

Meski terpisah oleh jarak, mereka tidak pernah absen untuk saling berkirim surat. Hingga suatu ketika Takaki juga harus pindah tempat tinggal ke Kagoshima. Tak mau semakin jauh dari Akari, Takaki pun memutuskan untuk mengunjungi Akari hingga akhirnya bertemu kembali.

Selanjutnya adalah segmen kedua yang berjudul Kosmonauto (Cosmonaut) dengan sudut pandang Sumida Akane. Segmen ini bercerita tentang kehidupan Takaki setelah ia pindah ke Kagoshima. Ia bertemu dengan Kanae, yang menjadi teman satu kelasnya di bangku SMA. Pertemuan Kanae dengan Takaki pun membuat Kanae mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Takaki.

Pada segmen terakhir yang berjudul Byousoku 5 senchimehtoru (5 Centimeters per Second), Takaki kembali menjadi sudut pandang pertama. Di segmen terakhir ini, Takaki sudah lulus kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan. Meski waktu sudah berlalu cukup lama dari kisahnya dengan Akari, namun Takaki masih belum dapat melepaskan dirinya dari bayangan masa lalunya. Padahal di sisi lain, Akari sudah bertunangan dengan pria lain.

“Byousoku 5 Centimeters” sendiri merupakan kalimat yang diucapkan oleh Akari pada awal film, ketika ia pertama kali bertemu dengan Takaki di bawah pohon Sakura. Kalimat tersebut merujuk pada kecepatan jatuh bunga sakura sampai ke tanah.

Dibalut dengan animasi yang menawan dan musik melankolis, film ini dapat menyentuh hati para penontonnya lewat jalan cerita yang mengharukan dan berujung tangis. Bagi kalian yang mencari rekomendasi film animasi romantis, silahkan menonton Film 5 Centimeters per Second ini, ya!

Penulis : Natalia Setiawan
Editor : Agustina Selviana
Foto : //the-dailyjapan.com/wp-content/uploads/2015/04/OmJ7D.png

Tags: Byosoku 5 CentimeterFilm anime romantisReview FilmReview film animasi jepangReview film Byosoku 5 Centimeterultimagz
Natalia Setiawan

Natalia Setiawan

Related Posts

Potret Buku Surrounded by Idiots karya Thomas Erickson (penguin.com.au)
Literatur

Surrounded by Idiots: Mereka Bukan Idiot, Mereka Hanya Berbeda

May 7, 2025
Sampul buku Lolita karya Vladimir Nabokov. (dezimmer.net/Dieter E. Zimma)
Hiburan

Lolita: Sebuah Kisah Cinta Dibalut Pisau

March 17, 2025
Sang Nabi Kahlil Gibran
Literatur

Sang Nabi: Ketika Kahlil Gibran Kemas Filosofi dalam Puisi

March 12, 2025
Next Post
Monopoli dan Konglomerasi Media dalam Dokumenter “di Balik Frekuensi”

Monopoli dan Konglomerasi Media dalam Dokumenter "di Balik Frekuensi"

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021