SERPONG, ULTIMAGZ.com – Pemilu Legislatif dan Presiden pada 2014 ini sudah berlalu. Rakyat Indonesia pun menjadi saksi terpilihnya partai-partai politik serta presiden baru pada Juni dan Juli 2014. Untuk mengenang dan merekam demokrasi di Indonesia ini, rumah produksi Watchdoc membuat film dokumenter berjudul Yang Ketu7uh.
Film dokumenter ini mengabadikan perjalanan panjang Pemilu 2014 dengan segala dinamikanya. Dokumenter ini bercerita mengenai proses perjalanan pemilu dari kacamata rakyat biasa.
Nita (60) harus menghidupi lima orang anaknya, setelah sang suami meninggal dunia pada tahun 2003. Karena keterbatasan ketrampilan dan pendidikan, ia hanya bisa bekerja sebagai buruh cuci dan asisten rumah tangga di Tangerang, Banten.
Lain Nita, lain pula Amin Jalalen, seorang petani penggarap tanah milik negara yang berdomisili di Indramayu, Jawa Barat. Beberapa tahun belakangan ini, ia terpaksa memberanikan diri menggarap tanah milik negara untuk menyambung hidup. Namun, Amin tak menggarap lahan milik negara dengan cuma-cuma karena ia harus membayar sewa tanah.
Sementara itu di Jakarta, Suparno dan Sutara punya “cerita” sendiri. Mereka bekerja serabutan sebagai buruh bangunan dan tukang ojek. Mereka pun harus tinggal di rumah yang jauh dari layak dengan ukuran 6,65 meter persegi di kawasan Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat.
Keempat tokoh ini akhirnya bertemu di ajang Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden melalui kesamaan status sebagai voter, atau pemilih. Satu harapan mereka, yaitu agar anggota dewan dan presiden yang ketujuh yang dipilihnya bisa membawa perubahan.
Lantas siapa presiden pilihan Nita, Amin Jalalen, Suparno, dan Sutara? Apa harapan dan pesan dari mereka untuk presiden yang ketujuh Indonesia? Film yang digarap oleh 17 jurnalis video yang tergabung di Watchdoc ini akan tayang di bioskop-bioskop di Indonesia pada, Kamis, (25/9/2014).
[divider] [/divider] [box title=”Info”] Penulis: Patric Batubara
Sumber: Berbagai Sumber
Foto: Youtube [/box]