SERPONG, ULTIMAGZ.com – “Kamu Cina, ya?”
“Lu mah, lebih mirip vampir Cina kesetrum genset,”
“Itu elo ya? Yang sipit, kan?”
Terlahir dalam ras apapun memang bukan menjadi pilihan manusia. Tapi apa daya, Ernest harus terlahir sebagai keturunan keluarga Tionghoa. Tumbuh di masa Orde Baru di mana diskriminasi terhadap kaum Tionghoa sangat kental, membuat Ernest harus mencicipi masa kecil yang penuh ejekan, pemalakan, bahkan dikucilkan.
Satu-satunya teman Ernest adalah Patrick (Morgan Oey) yang juga seorang keturunan Tionghoa. Beragam upaya telah dilakukan Ernest agar dapat membaur dengan teman-teman pribuminya, namun tetap saja tidak berhasil. Kegagalan tersebut membawa Ernest pada kesimpulan bahwa satu-satunya cara agar diterima orang-orang hanyalah menikahi gadis pribumi.
Ia menikahi Meira (Lala Karmela), mojang Sunda yang ditemuinya pada masa kuliah. Namun, apakah pernikahan mereka menyelesaikan ketakutan utama Ernest?
Siapa sangka, debut komedian Ernest Prakasa sebagai sutradara begitu luar biasa. Film ini bukan hanya sekadar curahan hatinya saja. Tetapi, lelaki berusia 33 tahun ini juga menyentil kebiasaan buruk di masyarakat seperti mengejek tampilan fisik seseorang, hingga stereotip pada suku, ras, atau agama tertentu.
‘Ngenest’ bercerita secara lengkap dengan alur maju, mulai dari kisah hidup Ernest sejak SD hingga berumah tangga. Dengan demikian, penonton dapat dengan mudah memahami perasaan yang dicurahkan peraih juara tiga Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 2011 tersebut.
Mengangkat topik yang sensitif tak lantas membuat ‘Ngenest’ menjadi sebuah film yang sulit dipahami. Film berdurasi 91 menit ini dikemas secara apik dan menarik dengan balutan komedi. Tak ayal, penonton dibuat terpingkal-pingkal olehnya.
Meskipun begitu, film ini tetap mampu membuat penonton tersentuh dengan kisah-kisah romantis dan sedih di dalamnya. Hubungan romantis yang diciptakan Ernest dan Meira pun mampu membuat penonton gemas.
‘Ngenest’ tak hanya menyajikan sebuah karya, namun juga memiliki pesan yang disampaikan secara tersirat. Dengan alasan tersebut, film ini patut diperhitungkan.
Mulutmu, harimaumu.
Perkataan dan perbuatanmu mungkin saja menghantui hidup seseorang selamanya.
Maka, berhati-hatilah dalam berperilaku.
Jadi, jangan lewatkan film ini, ya, Ultimates. Saksikan di bioskop segera!
Penulis: Rosa Cindy
Editor: Alif Gusti Mahardika
Foto: halloapakabar.com