• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Monday, September 1, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Review

Perjuangan Hidup Dua Remaja dalam All the Bright Places

Audrie Safira Maulana by Audrie Safira Maulana
September 5, 2017
in Review
Reading Time: 2 mins read
Perjuangan Hidup Dua Remaja dalam All the Bright Places
0
SHARES
3.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com — Apa yang terjadi jika seorang perempuan yang memiliki trauma belajar untuk bertahan hidup dari seorang lelaki yang berniat untuk mati? Hal yang tidak biasa ini dialami oleh Theodore Finch dan Violet Markey, dua karakter utama dalam novel All the Bright Places karya Jenniver Niven.

Novel yang rilis pada 2015 ini mengisahkan tentang dua remaja, yaitu Finch dan Violet, yang memiliki perjuangan dalam kehidupan masing-masing. Finch mengidap penyakit mental dan selalu memikirkan cara untuk mengakhiri hidupnya, namun ia selalu berusaha mencari alasan agar tetap bisa bertahan hidup. Sementara itu Violet juga memiliki trauma akibat kecelakaan lalu lintas yang merenggut nyawa kakak perempuannya.

Kedua remaja tersebut bertemu di menara lonceng sekolah ketika Violet hendak melompat dan Finch tiba-tiba datang menolongnya. Sejak itu, mereka menjadi dekat dengan satu sama lain, terutama ketika keduanya harus bekerjasama dalam proyek sekolah yang mengharuskan mereka untuk menjelajahi Kota Indiana, kota tempat tinggal mereka.

Seiring berjalannya waktu, Violet akhirnya dapat keluar dari zona nyamannya berkat bantuan Finch, dan ia juga mencoba untuk membantu Finch dengan memberi alasan untuk hidup. Namun, tanpa mereka sadari, menolong satu sama lain bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.

Novel ini menuai beberapa pujian, salah satunya adalah tema cerita yang membahas tentang beberapa isu yang kerap kali dialami oleh para remaja. Selain itu, alur cerita yang ditulis secara baik juga membuat pembaca semakin tertarik dengan kontennya.

“Alur cerita berhasil ‘menyentuh’ beberapa isu sensitif seperti kehidupan, kematian dan cinta. Buku ini akan selalu kuingat dan aku juga dapat membacanya berulang kali. Saya benar-benar jatuh cinta dengan alur serta karakternya dan cerita itu juga ditulis dengan indah,” ujar netizen dengan username Tashtastic seperti yang dilansir di theguardian.com.

Namun, beberapa juga mengkritik bahwa cerita tersebut menunjukkan gambaran yang kurang realistis terhadap penyakit mental, terutama jika dikaitkan dengan aspek percintaan.

“Tolong, (penulis Young Adult (YA)), jangan sentuh topik ini kecuali Anda tahu apa yang Anda lakukan. Penyakit mental tidak memerlukan penggambaran keliru seperti ini hanya untuk dimasukkan ke dalam karya fiksi,” ujar Katty, salah satu pembaca novel All the Bright Places yang menuliskan pandangannya melalui situs katalog buku goodreads.com.

Penulis: Audrie Safira Maulana

Editor: Hilel Hodawya

Foto: jenniverniven.tumblr.com

Sumber: jenniverniven.com, goodreads.com, theguardian.com

Tags: 2017all the bright placesbookjennifer nivenreviewromanceteentheodore finchviolet markeyyoung adult
Audrie Safira Maulana

Audrie Safira Maulana

Related Posts

Potret Buku Surrounded by Idiots karya Thomas Erickson (penguin.com.au)
Literatur

Surrounded by Idiots: Mereka Bukan Idiot, Mereka Hanya Berbeda

May 7, 2025
Sampul buku Lolita karya Vladimir Nabokov. (dezimmer.net/Dieter E. Zimma)
Hiburan

Lolita: Sebuah Kisah Cinta Dibalut Pisau

March 17, 2025
Sang Nabi Kahlil Gibran
Literatur

Sang Nabi: Ketika Kahlil Gibran Kemas Filosofi dalam Puisi

March 12, 2025
Next Post
Empat Siswa Indonesia Berhasil Meraih Tujuh Medali Dalam IESO

Empat Siswa Indonesia Berhasil Meraih Tujuh Medali Dalam IESO

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

seven + 16 =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021