Rakyat Indonesia kembali memilih wakil-wakilnya di parlemen melalui Pemilu Legislatif pada Rabu (9/4). Mulai dari tingkat DPRD Kab/Kota, DPRD Provinsi, DPD RI hingga DPR RI. Tentunya, akan memakan waktu cukup lama jika harus menghitung total suara ke-4 kategori yang berasal dari berbagai daerah Indonesia. Namun, beberapa tahun belakangan, sudah ada teknologi yang bisa membantu kita untuk memantau hasil terkini dari penghitungan suara. Paginya kita mencoblos, siang hingga sore kita akan bisa melihat hasilnya. Namanya, teknologi quick count.
Quick count adalah metode verifikasi hasil Pemilihan Umum yang datanya diperoleh dari sampel di lapangan. Cara perolehan datanya pun bermacam-macam. Yang paling terkenal di berbagai lembaga adalah dengan menggunakan short message service (SMS). Prosesnya cukup mudah karena hasil perolehan suara langsung dikirim ke lembaga survei quick count. Teknologi ini sudah mulai diterapkan di berbagai tingkat pemilihan. Mulai dari tingkat lokal seperti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) hingga pemilihan tingkat nasional seperti Pemilu.
Namun, perolehan suara yang dikeluarkan oleh quick count bukanlah hasil resmi pemilihan. Kita harus tetap menunggu rekap resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Terlepas dari fakta tersebut, metode ini dianggap selalu mendekati atau tidak jauh dari hasil resminya.
Cara Kerja Quick Count
Berikut cara kerjanya seperti dilansir dari inilah.com
1. Mempersiapkan perangkat dan sistem pendukung untuk bisa memberikan data secara cepat ke pusat pengolah data lembaga survei. Perangkat ini mulai dari komputer untuk meng-input data hingga ponsel untuk mengirim SMS hasil pemilu ke server tempat menerima data.
2. TPS diambil secara acak berdasarkan pertimbangan jumlah penduduk, jumlah pemilih terbaru, penyebarannya pemilih seperti tersebar dalam berapa kelurahan. Singkatnya, proporsional kalau pemilih banyak lokasi sampel (TPS) yang diambil pun banyak serta mewakili karakteristik populasi.
3. Mempersiapkan relawan untuk mengambil sampel dari TPS yang telah dipilih dan meng-input-nya ke sistem data.
4. Data yang telah didapat akan diolah di pusat data dengan menerapan ilmu stasistik. Dari olahan data inilah lembaga survei bisa menghitung secara cepat siapa pemenang Pemilu.
Meskipun hasil quick count ini bukan yang sebenarnya, tetapi hasilnya tidak pernah meleset. Lantas, bagaimana dengan hasil quick count Pemilu Legislatif di Indonesia?
[divider] [/divider] [box title=”Info”] Reporter: Patric BatubaraEditor: Sintia Astarina
Foto: Di sini[/box]