• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Tuesday, September 16, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Lainnya

Keumalahayati: Laksamana Perempuan Pertama dalam Sejarah Nusantara

Zalfa Zahiyah Putri Wibawa by Zalfa Zahiyah Putri Wibawa
April 21, 2025
in Lainnya
Reading Time: 2 mins read
Lukisan Keumalahayati. (tempo.co)

Lukisan Keumalahayati. (tempo.co)

0
SHARES
90
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Keumalahayati merupakan sosok pahlawan dari Aceh. Ia dikenal karena keberaniannya mempertaruhkan nyawa demi mengadang upaya penjajahan Portugis dan Belanda yang ingin menguasai wilayah Aceh Besar.

Perempuan kelahiran 1 Januari 1550 ini juga dikenal dengan nama Malahayati. Ia termasuk salah satu pejuang wanita pemberani dari Tanah Rencong yang pantang menyerah melawan kolonialisme, sejajar dengan Cut Nyak Dien dan Cut Nyak Meutia. Berasal dari keluarga bangsawan dengan tradisi kelautan dan militer, Malahayati tumbuh dalam lingkungan yang membentuk keberaniannya dalam memperjuangkan kemerdekaan Aceh.

Baca juga: Kisah Regu Dajal: Kontribusi bagi Sejarah Proklamasi Indonesia yang Terlupakan

Ismail Sofyan dalam buku Wanita Utama Nusantara dalam Lintasan Sejarah menjelaskan bahwa ayah Malahayati, Laksamana Mahmud Syah menjabat sebagai Panglima Angkatan Laut Kesultanan Aceh, dikutip dari indonesia.go.id. Malahayati sendiri merupakan cicit dari Sultan Salahuddin Syah yang merupakan raja kedua Kesultanan Aceh dan memerintah pada periode 1530 hingga 1539.

Pada usia sekitar 35 tahun atau pada 1585, Malahayati dipercaya untuk memegang jabatan sebagai Kepala Barisan Pengawal Istana Rahasia sekaligus Panglima Protokol Pemerintah di masa pemerintahan Sultan Alauddin Riayat Syah al-Mukammil. Pada 1586, Perlawanan pertamanya terhadap penjajah Portugis terjadi dalam sebuah pertempuran di perairan Teluk Haru, dekat Selat Malaka. 

Dalam pertempuran tersebut, suami Malahayati yang juga menjabat sebagai Kepala Pengawal Sultan, Laksamana Tuanku Mahmuddin bin Said Al Latief memimpin pasukan. Armada Kesultanan Aceh yang terdiri dari puluhan kapal kayu berusaha mengadang kapal-kapal perang Portugis dan berhasil membuat mereka mundur. Sayangnya, suami Malahayati gugur dalam pertempuran itu, dilansir dari tempo.co.

Malahayati melanjutkan perjuangan suaminya dengan menggantikannya dan diangkat menjadi laksamana oleh Sultan Riayat Syah. Ia kemudian membentuk pasukan Inong Balee yang terdiri dari sekitar 2.000 prajurit perempuan. Dengan pelatihan dan kepemimpinan Malahayati, Inong Balee berkembang menjadi pasukan tempur yang disegani dan ditakuti musuh. Pasukan ini sering dikerahkan dalam berbagai pertempuran melawan Portugis dan Belanda.

Baca juga: Jangan Lupakan Sejarah: Ini 3 Rekomendasi Buku tentang Masa Orde Baru

Melansir mediaindonesia.com, Malahayati meninggal dunia pada 1615 dan dimakamkan di Desa Lamreh, Kecamatan Krueng Raya. Pada 9 November 2017, Presiden Joko Widodo secara resmi menetapkan Malahayati sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 115/TK/Tahun 2017.

Malahayati bukan hanya simbol keberanian dan kepemimpinan perempuan dalam sejarah Aceh, melainkan juga keteguhan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah. Keberaniannya memimpin pasukan Inong Balee dan mengusir penjajah di perairan Aceh menunjukkan bahwa semangat juang tidak mengenal gender. Malahayati harus terus dikenang sebagai pahlawan nasional yang menginspirasi generasi muda untuk mempertahankan perjuangan bangsa dengan keberanian dan dedikasi yang tidak tergoyahkan.

 

 

Penulis: Zalfa Zahiyah Putri Wibawa

Editor: Jessie Valencia

Foto: tempo.co

Sumber: indonesia.go.id, tempo.co, mediaindonesia.com

Tags: Indonesiakeumalahayatimalahayatinasionalnusantarapahlawanpahlawan perempuanperempuan
Zalfa Zahiyah Putri Wibawa

Zalfa Zahiyah Putri Wibawa

Related Posts

Munir saat di Jakarta. (Dok. TEMPO/Lourentius EP)
Iptek

Diracun di Udara: Mengenang Sang Aktivis HAM, Munir

September 9, 2025
Hamzah Sulaiman dengan patung Raminten. (raminten.com)
Lainnya

Hamzah Sulaiman (Raminten): Pelestari Budaya Hingga Akhir Hayat

September 9, 2025
yellow boat
Iptek

Yellow Boat of Hope: Mengayuh Harapan Pendidikan Anak Bangsa

September 8, 2025
Next Post
Ilustrasi menggunakan aplikasi TikTok (unsplash.com/Solen Feyissa)

Mengenal Fitur Velocity: Penguasa Tren TikTok di Pembukaan 2025

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

18 − 2 =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021