SERPONG, ULTIMAGZ.com – Marchella FP, penulis buku “Generasi 90an” dan “Generasi 90an: Anak Kemaren Sore” mengungkapkan motivasinya dalam menulis kedua buku tersebut pada acara Rak (Bicara Buku) UMN di Lecture Hall, Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Kamis (3/3). Dalam acara yang membedah buku “Generasi 90an: Anak Kemaren Sore” tersebut, gadis yang akrab disapa Cacel ini juga memberi alasan mengapa dirinya “menjual” nostalgia.
“Aku ingin dalam hidup aku, setidaknya sekali buat buku,” tutur Cacel. Ia juga ingin buku karyanya tersebut dapat ditunjukkan kepada anak dan cucunya kelak.
Buku “Generasi 90an” yang hadir lebih dulu kerap mendapat kritik dari berbagai pihak mengenai konten. “Banyak yang bilang isinya terlalu ‘Jakarta’, teman-temanku bilang buku ini malah bikin galau,” ujar Cacel. Namun, ia menekankan bukan hanya itu tujuannya.
“Tujuanku bikin buku ini bukan sekedar ‘menjual’ nostalgia. Tapi lebih, ingin mengingatkan masyarakat bahwa ada hal sederhana yang indah dulu,” ujar Cacel. Mengenai kritik konten yang terlalu ‘Jakarta’, Cacel menegaskan bahwa hal tersebut juga berdasarkan riset dan data.
“Aku pun riset dengan bertanya ke kantor-kantor, sekolah-sekolah, bagaimana pandangan mereka terhadap tahun 90an. Barang-barang dan hal yang memorable apa saja. Jadi, yang ada di buku pertama itu hasil riset dan secara umum,” jelasnya.
Dalam buku keduanya, “Generasi 90an: Anak Kemaren Sore”, hal mengenai konten menjadi evaluasi bagi Cacel dan timnya, yakni Yoshua Meyer dan Sesotya Jodie sebagai ilustrator yang juga hadir dalam acara tersebut. “Di buku ini, kita tambah beberapa bahasa kayak permainan Galasin di Sumatera sebutannya apa, di Kalimantan apa,” ujar Yoshua.
Pada akhir sesi, Cacel memberikan pesan kepada peserta terkait buku keduanya tersebut. “Kalau buku pertama tentang ‘ada hal sederhana yang indah pada zaman dulu’, kini pesannya ‘ada hal yang bisa hilang dan pergi, jika tidak kita jaga’,” ujarnya.
Penulis: Alif Gusti Mahardika
Foto: Angelina Rosalin