SERPONG, ULTIMAGZ.com – Mewarnai tampaknya tidak hanya menjadi kegiatan bagi anak kecil saja, namun juga bagi orang dewasa. Maraknya penjualan buku mewarnai khusus orang dewasa di berbagai toko buku pada tahun 2015 lalu menjadi buktinya.
Seorang illustrator asal Skotlandia, Johanna Basford membuat buku mewarnai Secret Garden: An Inky Treasure Hunt and Colouring pada tahun 2013. Buku ini terjual hingga 1 juta salinan pertama kali di Perancis, dan di Tiongkok berhasil terjual sebanyak 3 juta salinan. Brazil dan Amerika Serikat pun tak luput dari demam mewarnai ini.
Sejak buku tersebut diterbitkan, muncul buku-buku mewarnai untuk kalangan dewasa lainnya.
Awalnya, Johanna dan penerbitnya, Lawrence King Publishing merilis buku mewarnai ini bagi anak-anak yang sudah dewasa atau remaja. Namun, banyak orang dewasa yang mulai membelinya.
Mereka menganggap mewarnai adalah sarana terapi dan ‘obat’ bagi kejenuhan maupun stres yang sedang dihadapi, sama seperti hobi-hobi penenang pikiran lainnya seperti merajut dan bermain puzzle. Hal ini memang terbukti dengan adanya teknik relaksasi melalui mewarnai yang sudah terlebih dahulu diterapkan oleh psikolog analitis abad 20-an, Carl Jung.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa fenomena mewarnai ini adalah kerinduan orang dewasa untuk merasakan sensasi masa kecil di tengah dunia yang serba digital seperti sekarang. Fenomena ini dinilai baik untuk orang dewasa agar tidak terus-menerus berkutat dengan gawai.
Tren ini juga telah sampai ke Indonesia. Khalezza dan Tria N. membuat buku mewarnai anti-stres pertama di Indonesia yang berjudul My Own World: Colouring Book for Adults.
Penulis: Valerie Dante
Editor: Alif Gusti Mahardika
Sumber: beritagar.id, nypost.com, lifestyle.analisadaily.com, bentangpustaka.com
Foto: beritagar.id




