SERPONG, ULTIMAGZ.com — Ultigraph 2017: RUPAVIKARA mengundang komikus Indonesia yang bekerja di Marvel Comics, Ario Anindito sebagai pembicara dalam seminar ‘Menerjemahkan Script Menjadi Komik.’ Menekankan pada visualisasi skrip menjadi gambar berpanel, seminar ini diadakan pada Jumat (29/09/17) di Lecture Hall Universitas Multimedia Nusantara (UMN).
Kemampuan storytelling menjadi satu hal penting bagi komikus untuk menerjamahkan skrip komik menjadi rangkaian sketsa.
Meski kerap dianggap sebagai proses yang mudah, Ario menganggapnya sebagai proses paling penting dalam pembuatan komik. Hal ini membuat alur cerita dapat berjalan secara konstan sehingga konten tersampaikan dengan baik.
“Jadi, storytelling itu adalah kunci,” tegas pria kelahiran Bandung ini. “Sebenarnya intinya komik itu adalah storytelling, gimana caranya kita bercerita dan nyampein story-nya ke pembaca. Kalaupun gambar kalian bagus tapi story-nya enggak nyampe, maka itu enggak bisa,” jelas Ario.
Proses penerjemahan tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, terutama bagi seorang penciler dan inker seperti dirinya. Terdapat dua aspek yang harus difokuskan dan diseimbangkan yaitu visual dan bahasa.
Selanjutnya, Ario juga membicarakan tentang paneling, terutama dua jenis panel yang seringkali muncul dalam sebuah komik, yaitu conventional panel dan dynamic panel,
Conventional panel merupakan panel komik berbentuk standar (kota), sementara dynamic panel adalah panel yang lebih variatif dan tidak dibatasi oleh adanya kotak. Contohnya adalah karakter dan gelembung dialog yang dapat diletakkan di luar kotak tersebut.
Menurutnya, unsur paneling yang paling menggambarkan alur cerita dalam sebuah komik adalah jarak di antara kotak panel. Ario menyebut jarak tersebut merupakan mantra dari sebuah komik.
Dengan jarak tersebut, komikus dapat menentukan durasi antar adegan yang tergambar di panel serta memudahkan pembaca untuk dapat mengerti cerita dengan mudah.
Komik itu kan sebenarnya gambar-gambar yang tidak bergerak atau panel-panel beku, tapi kalau kita baca seolah-olah bergerak kaya kartun. Yang di tengah-tengah panel itulah yang diisi oleh imajinasi kita, dan itulah yang namanya storytelling,” terang komikus yang menerbitkan komik pertamanya pada 2008 silam.
Selain memberikan pelajaran tentang storytelling dan paneling, Ario juga memberikan beberapa ilmu dan pengalamannya kepada audiens seperti kiat mengambar figur dalam komik serta karier profesionalnya sebagai komikus.
Penulis: Audrie Safira Maulana
Editor: Christian Karnanda Yang
Foto: Reynard Santoso