Kamu pencinta seni? Bosan jalan-jalan ke mall? Ada tempat menarik yang dapat menjadi salah satu pilihan liburan yakni, Komunitas Salihara. Beralamat di Jalan Salihara No. 16, Pasar Minggu, komunitas ini merupakan wadah pecinta seni untuk memamerkan sederet karya seni. Pengunjung yang datang ke tempat ini pun bisa puas melihat karya seni dari seniman ternama Indonesia maupun luar.
Banyak kegiatan yang bisa dilakukan ketika tiba di Komunitas Salihara. Tak sekadar melihat karya seni yang dipamerkan di ruang galeri, di sini kamu juga bisa melihat pertunjukan teater, sastra, musik, bahkan mengikuti kelas menulis, yang tentu mendapat bimbingan dari penulis ternama. Salah satunya adalah Ayu Utami.
Terdapat dua teater di Komunitas Salihara. Pertama, teater indoor Salihara yang dapat menampung sekitar 252 penonton. Inilah gedung teater black box pertama di Indonesia. Berdinding kedap suara, teater ini dilengkapi ruang rias sekaligus segala peralatan tata panggung, tata suara, dan tata cahaya modern.
Kedua, teater outdoor, yang diberi nama Teater Atap. Inilah teater ruang terbuka yang merupakan atap bangunan Teater Salihara. Atap ini berfungsi sebagai penyerap air hujan dengan lantai tanah berumput yang membuat ruangan Teater Salihara di bawahnya tetap sejuk. Sebagai ruang teater tebuka, Teater Atap telah dicoba untuk pergelaran wayang kulit, konser musik, pembacaan sastra, pemutaran film, dan pembukaan pameran seni rupa.
Bangunan ruang Galeri Salihara berbeda dengan bangunan galeri pada umumnya. Galeri ini berbentuk silinder dengan lingkar sedikit oval. Interior dengan dinding melingkar tanpa sudut memberi ruang pandang lebih luas.
Komunitas Salihara ini pun juga nyaman dijadikan tempat ‘nongkrong’. Desain bangunan Komunitas Salihara yang minimalis dengan lantai ini tidak memakai keramik serta dinding tanpa cat ini memiliki kedai makanan yang diberi nama Kedai Salihara. Pada kedai ini tersedia beragam macam makanan dengan harga yang relatif pas di kantong mahasiswa.
[divider] [/divider] [divider] [/divider] [box title=”Info”]Penulis: Danielisa Putriadita
Editor: Johanes Hutabarat
Foto: //salihara.org/about/about-us