JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Usai melewati perayaan tahun baru 2019, tak ayal kita melupakan karya-karya film yang telah diproduksi dan rilis pada tahun 2018. Dari antara sekian banyak film yang diproduksi pada tahun lalu, terdapat lima karya yang ULTIMAGZ rasa dapat disebut sebagai film terbaik 2018.
Sebelum itu, ada pula beberapa film yang menjadi pusat perhatian sepanjang tahun 2018, antara lainnya Mission: Impossible Fallout (Dir. Christopher McQuarrie), Aquaman (Dir. James Wan), Avengers: Infinity War (Dir. Anthony, Joe Russo), Bohemian Rhapsody (Dir. Bryan Singer), First Man (Dir. Damien Chazelle), Black Panther (Dir. Ryan Coogler), dan berbagai film besar lainnya.
Film-film tersebut adalah karya yang cukup berhasil menggaet penonton dengan pencapaian tangga box office di Amerika Serikat hingga negara-negara lainnya. Meski begitu, film terbaik yang kami pilih dinilai berdasarkan kepentingan cerita, relasi audiens, dan kekuatan pesan dari film tersebut.
Berikut kami merangkum karya produksi film terbaik tahun 2018 (diurutkan berdasarkan alfabet).
Aruna dan Lidahnya
Bercerita tentang makanan dan manusia, Aruna dan Lidahnya hadir sebagai penyelamat perfilman Indonesia yang terus diguyur tayangan bergenre horor.
Edwin yang menyutradarai film ini berhasil memadukan cerita romcom, kuliner Indonesia, dan persahabatan dengan manis. Tak tertinggal, Dian Sastrowardoyo yang memerankan Aruna turut memberikan nilai tambah melalui konsistensi dalam pembawaan tokoh yang memorable.
Film produksi Palari Films ini juga berhasil membawa pulang dua piala Citra 2018, dengan skenario adaptasi terbaik untuk Titien Wattimena, dan pemeran pendukung pria terbaik untuk Nicholas Saputra.
Dengan keunggulan dan adaptasi yang apik, tak mengherankan jika Aruna menjadi salah satu film terbaik pada tahun 2018.
A Star Is Born
Remake keempat dari karya film berjudul sama pada tahun 1937 ini adalah film lain yang tidak bisa dilewatkan pada tahun 2018 lalu.
Masih mengangkat kisah serupa, A Star Is Born bercerita tentang musisi yang bertemu dengan penyanyi muda, lalu terjebak pada permasalahan cinta, alkohol, dan karier. Bradley Cooper yang menyutradarai film ini setidaknya berhasil menyuguhkan karya yang meninggalkan pesan realita kehidupan musisi zaman ini.
Penyanyi pop ternama Lady Gaga juga turut memiliki andil yang sangat besar dalam keberhasilan film ini. Ia berperan sebagai Ally, yang dalam film adalah kekasih dari Jack, yang juga diperankan langsung oleh Bradley Cooper.
Keduanya menyombongkan chemistry luar biasa yang meyakinkan penonton dan plot cerita yang tidak miskin untuk diikuti hingga akhir. Beberapa hal tersebut menjadi modal bagi A Star Is Born untuk dimasukkan ke dalam 5 nominasi pada acara tahunan Golden Globes 2019, termasuk film drama terbaik.
Cold War
Kisah cinta yang disuguhkan Cold War sebetulnya terbilang biasa-biasa saja, tetapi Paweł Pawlikowski sukses membuatnya jadi elegan dengan paduan bumbu politik, budaya, dan tempat tinggal. Sutradara yang konsisten membuat film hitam putih tersebut coba mendefinisikan arti nostalgia pada masa yang cukup unik, yakni saat perang dingin berlangsung di daerah Eropa Barat.
Dikepalai oleh dua aktor brilian Joanna Kulig (sebagai Zula) dan Tomasz Kot (Wiktor), Cold War meyakinkan kita bahwa kesederhanaan sebuah cerita dengan pesan yang kuat merupakan karya yang ‘sesungguhnya’. Selain itu, Cold War juga menjadi perwakilan dari Polandia di ajang tahunan Academy Awards dan berhasil masuk ke daftar shortlist bersama film berbahasa asing lainnya, termasuk Shoplifters (Jepang) dan Roma (Meksiko).
Roma
Alfonso Cuarón kembali terjun ke pembuatan film panjang dengan campur tangannya di Roma, usai mengguncang panggung Academy Awards 2014 lewat raihan tujuh piala, termasuk sutradara terbaik untuk Gravity.
Roma, Cuarón sekali lagi terbilang sukses mengguncang perasaan penonton lewat penggambaran situasi kehidupan dari sisi yang berbeda. Melalui sudut pandang asisten rumah tangga bernama Cleo (Yalitza Aparicio) film ini membawa kisah kalangan menengah di Ibukota Meksiko pada tahun 1970-an, bertepatan dengan kerusuhan yang terjadi di sana.
Relasi yang kuat antara cerita cinta, keluarga, perempuan, dan kondisi negara dalam Roma ditampilkan dengan sangat intim dan personal. Dengan tangan handalnya, Cuarón meramu itu semua dalam sebuah perjalanan dua jam yang tak terlupakan.
The Favourite
Mengambil tema histori kerajaan Inggris pada masa kepemimpinan Ratu Anne, The Favourite hadir sebagai bentuk komedi drama klasik ala sutradara Yorgos Lanthimos.
Pembuatan film ini menjadi hiburan sekaligus pengetahuan baru, bahwa berbicara soal homoseksualitas antar perempuan tidaklah melulu soal bagaimana bersembunyi. Namun, cinta yang sesungguhnya menunggu di balik kejujuran dan kebenaran. The Favourite mengajarkan kita bagaimana posisi yang paling kuat sekalipun, dapat dibelenggu oleh perasaan personal.
Aktris Olivia Colman yang berperan sebagai Ratu Anne bisa dikatakan berhasil menyuguhkan teknik sandiwara yang brilian. Tidak kalah, Emma Stone yang memerankan Abigail dan Rachel Weisz sebagai pelakon Lady Sarah memegang porsi mereka masing-masing sebagai peran pendukung yang sangat baik dab mampu mengimbangi akting Colman.
Yorgos setidaknya telah mengembalikan muruah film berbau histrori kerajaan Inggris yang dinilai membosankan, menjadi sebuah karya komedi drama yang apik dan konsisten.
Honorable Mentions
Dari kelima film tersebut, ada beberapa film lain yang mungkin justru tidak lepas dari perhatian audiens karena kepentingan cerita dan kuasa penyampaian pesan yang kuat.
Film-film tersebut di antaranya: First Reformed, Eighth Grade, Tully, Burning, Searching, Spider-Man: Into The Spider-Verse, Shoplifters, If Beale Street Could Talk, Green Book, Hereditary, Sauvage, Love for Sale, Crazy Rich Asians, Can You Ever Forgive Me?, Wildlife, BlacKkKlansman, dan Bohemian Rhapsody.
Penulis & infografis: Felix
Editor: Gilang Fajar Septian
Foto: IMDB