SERPONG, ULTIMAGZ.com – Apa yang akan terjadi pada para pensiunan petinggi negeri jika untuk meninggal saja, mereka membutuhkan Surat Keterangan Kematian yang Baik (SKKB) agar bisa dikuburkan dengan layak? Dan bagaimana jika untuk mendapatkan SKKB itu, para pensiunan petinggi negeri tidak boleh melakukan korupsi sama sekali? Kisah inilah dilakonkan oleh Teater Gandrik pada Lakon “Para Pensiunan: 2049”.
Kisah yang diangkat oleh teater asal Yogyakarta kali ini cukup dekat dengan kehidupan masyarakat. Premisnya, adanya peraturan “Undang-undang Pemberantasan Pelaku Korupsi” yang pada akhirnya melahirkan SKKB, membuat orang yang terlibat korupsi tidak dapat dikuburkan ketika meninggal. Pensiunan orang besar yang sudah meninggal dan tak dapat dikuburkan pun menjadi hantu gentayangan yang mendatangi kolega, instansi berwenang, untuk mendapatkan SKKB ini agar dapat dikuburkan dengan layak. Sedangkan yang masih hidup, mereka menjadi gelisah dan resah serta berusaha untuk membuktikan bahwa diri mereka tidak pernah melakukan korupsi. Namun, apa benar mereka belum pernah terlibat korupsi selama menjadi jenderal, politisi, pegawai negeri, dan pekerjaan lainnya? Apa pemberian SKKB kepada para pensiunan petinggi negeri itu juga bersih dari bujukan, jebakan, dan penyuapan kepada penjaga kubur?
Karya dari penulis naskah Agus Noor dan Susilo Nugroho ini akan dipentaskan pada 25-26 April 2019 di Ciputra Artpreneur Theater, Kuningan, Jakarta Selatan setelah sebelumnya dipentaskan di Taman Budaya Yogyakarta, awal April 2019 lalu. Disutradarai oleh Djaduk Ferianto, lakon “Para Pensiunan: 2049” ini akan dibintangi oleh anggota Teater Gandrik, antara lain Butet Kartaredjasa, Susilo Nugroho, dan Jujuk Prabowo. Tiket pementasan sendiri bisa didapatkan lewat situs Blibli.com dan Kayak.co.id.
Teater Gandrik sendiri memang telah terkenal sebagai salah satu teater kenamaan Indonesia lewat pementasan-pementasan teater, seperti Hakim Sarmin pada 2017 lalu, Orde Tabung – Dramatic Reading pada 2016, Tangis pada 2015 dan Gundala Gawat pada 2013. Tak hanya melakukan pementasan di Indonesia, Teater Gandrik juga pernah diundang untuk mementaskan Brigade Maling di Monash University, Australia. Selain Australia, teater yang telah berdiri sejak tahun 1983 ini juga pernah melakukan pentas teater di Singapura lewat Dhemit dan Orde Tabung.
Penulis: Stefanny
Editor: Nabila Ulfa Jayanti
Foto: berasa.id