JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Perubahan iklim merupakan ancaman pokok lingkungan di seluruh dunia. Meningkatnya suhu bumi akibat aktivitas manusia membawa perubahan dalam sektor cuaca dan musim, membuat manusia dan makhluk bumi lainnya berperang untuk menjaga dirinya dari perubahan yang terjadi.
Kekeringan, mencairnya kutub es, punahnya flora dan fauna, merupakan satu dari berbagai ancaman lainnya yang muncul akibat perubahan iklim. Ancaman ini menjadi fokus banyak orang, termasuk organisasi Youth for Climate Change (YFCC) Indonesia, organisasi pemuda tingkat nasional yang bergerak dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Pardi Pay selaku salah satu co-founder organisasi ini mengatakan bahwa Youth for Climate Change (YFCC) Indonesia didirikan pada 8 Februari 2014. Organisasi ini berasal dari acara tahunan kepemudaan terkait perubahan iklim yang dibentuk oleh Utusan Khusus Presiden dalam Bidang Perubahan Iklim, pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Acara bernamakan “Youth for Climate Camp” itu menaungi berbagai anak muda yang peduli dengan isu perubahan iklim dan mencetak duta perubahan iklim untuk Indonesia.
Pembentukan YFCC Indonesia didasari dari kemah perubahan iklim bernamakan “Youth for Climate Camp di tahun 2011 sampai 2016. Peserta kemah direkrut untuk terus menggaungkan isu perubahan iklim. Namun, hal itu tidak membatasi orang-orang yang ingin berkontribusi hanya dari alumni Youth for Climate Camp. Organisasi ini terbuka untuk seluruh rentang usia.
“Untuk berkontribusi di Youth for Climate Change Indonesia sebenarnya gaada rentang umur mutlak, tapi karena ada kata ‘youth’ disini, otomatis sebagai pemuda, automatically kalau menjadi sebagai pengurus dan anggota yang sifatnya aktif, tentu di rentang usia 17 tahun minimal, sampai dengan dibawah 30 tahun. Tetapi untuk berkontribusi, misalnya mau sebelum usia 17 tahun pun atau setelah usia 30 tahun ke atas masih its okay, masih terbuka,” ujar Ketua Umum YFCC Indonesia Lathifah Al Hakimi saat diwawancara, Selasa (11/08/20).
Ada empat segmentasi kegiatan yang dilakukan oleh YFCC Indonesia, yaitu edukasi, aksi, advokasi, dan kolaborasi. Edukasi yang dilakukan adalah mengangkat permasalahan perubahan iklim dalam lingkungan pendidikan, seperti di sekolah formal maupun informal. Salah satu program edukasi ini adalah Children Climate Class, yang berfokus pada anak-anak TK dan SD.
“Mereka kita ajak untuk kayak nonton film bareng, nobar gitu kayak film kartun terkait sama upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Kemudian kita mengajak mereka untuk melakukan recycling atau bagaimana untuk memanfaatkan beberapa barang-barang yang sudah tidak terpakai atau yang dianggap sebagai sampah itu, untuk menjadi sebuah barang-barang yang lebih memiliki nilai ekonomis dan bisa dimanfaatkan kembali,” kata Lathifah.
Dalam aksi, Lathifah mencontohkan bahwa kegiatan yang dilakukan YFCC Indonesia adalah turun ke lapangan, seperti saat acara car free day. Mereka datang ke acara tersebut dan mengambil beberapa sampah, sampah plastik terutama, atau beberapa sampah non plastik, kemudian mengklarifikasikannya dan menyerah sampah tadi pada bagian yang berwenang.
Berlanjut ke segmentasi advokasi, pihak YFCC Indonesia mengadakan dan mengikuti pertemuan yang mengangkat permasalahan perubahan iklim. Lathifah mengatakan, agenda yang dibahas oleh pihak YFCC sendiri berkutat pada permasalahan atau pun fenomena yang bersifat general terkait masalah perubahan iklim.
Sementara itu, salah satu contoh kegiatan kolaborasi yang dilakukan oleh YFCC Indonesia adalah YFCC on the Field. Mereka datang ke kampung atau desa untuk mengedukasi masalah perubahan iklim. Dalam acara ini, YFCC Indonesia dan pihak desa yang didatanginya saling berbagi pengetahuan terkait hal-hal yang dirasa mampu meningkatkan kesehatan planet Bumi di wilayah kampung tadi.
Seperti moto Youth for Climate Change Indonesia, ‘Change your behaviour before the climate change you.’ Menjadi pengingat untuk kita untuk mulai membenahi diri demi menjaga lingkungan, sebelum lingkungan memaksa kita untuk berubah sesuai kehendaknya.
“Masa depan bumi itu ada di tangan manusia, jadi kalau bukan kita yang menjaga, siapa lagi?”
-Pardi, co-founder Youth for Climate Change (YFCC) Indonesia
Penulis: Ida Ayu Putu Wiena Vedasari
Editor: Xena Olivia
Foto: Dokumentasi Youth for Climate Change (YFCC) Indonesia