SERPONG, ULTIMAGZ.com – Festival of Engineering and Technology (FETO) 2024 telah sukses diselenggarakan selama dua hari di The Forum, Lippo Mall Puri pada 23 dan 24 Februari dengan tema “InnovatEthix: Pioneering a Virtuous and Secured Digital Future”. FETO adalah acara tahunan yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik dan Teknologi Sampoerna University.
Rangkaian acara di hari kedua dalam festival ini terdiri dari dua sesi panel talk yang mengangkat topik mengenai keunggulan teknologi dan artificial intelligence (AI) dalam kehidupan sehari-hari. Acara ini juga dimeriahkan pameran produk AI oleh IEOM Student Chapter of Sampoerna University.
Baca juga: Flagship 3.0: Revolusi AI Sebagai Mitra Kolaborasi Bidang Pekerjaan
Sesi panel talk pertama dalam FETO 2024 yang berjudul “Technology for Sustainability with Corporate Communication PlasticPay and Senior System Engineer of Berca Carrier” berlangsung sekitar dua jam. Lalu sesi dilanjutkan ke panel talk kedua yang bertajuk “Ethical AI with AI CX Talkbot Designer, CEO Meeting AI, and CEO Som AI“.
Setelah Paul Simorangkir (AI CX Talkbot Designer) menyampaikan seminarnya yang mengangkat tema “AI is Enhancing, Not Replacing“, seminar kedua dilanjutkan oleh Nabil Raihan Alfarizi yang merupakan CEO SOM AI. SOM AI merupakan sebuah generative AI yang diperuntukkan memudahkan mahasiswa dalam melakukan penelitian.
Hal yang membuat SOM AI unik adalah penggunaan bahasanya yang santai dan fleksibel agar penggunanya lebih nyaman dan merasa sedang bertanya kepada rekan sebaya.
Sejalan dengan bidang yang digelutinya, melalui materinya yang bertema “Empower Education Through the Power of AI” pada FETO 2024, Nabil membagikan beberapa pemanfaatan AI untuk kepentingan kuliah. Nabil juga menjabarkan hal-hal yang harus dimiliki oleh pengguna AI (terutama mahasiswa) jika ingin bersaing dan mengalahkan AI.
Bagi Ultimates yang sedang mencari inspirasi topik penelitian, bisa menggunakan generative AI seperti SOM AI dan Chat Gpt untuk mencari topik penelitian dan ide proyek. Ini juga bisa mempermudah proses pencarian sumber-sumber penelitian.
AI juga dapat memudahkan proses tukar pikiran karena dapat memberikan wawasan-wawasan baru berdasarkan prompt yang Ultimates berikan. Jadi secara tidak langsung, AI membantu merangsang kemampuan berpikir kritis Ultimates untuk mencari data-data dan pengetahuan yang dibutuhkan.
Selain itu, AI juga bisa dimanfaatkan sebagai writing assistant, seperti dengan menerjemahkan bahasa, mengoreksi typo, menulis atau mengorganisasi kata, dan parafrase.
Tak hanya itu, Nabil juga memberikan tips agar Ultimates dapat memanfaatkan AI secara maksimal, berikut adalah tips yang ia bagikan dalam FETO 2024.
1. Berikan Prompt (Petunjuk) yang Detail
Semakin detail prompt yang Ultimates tuliskan, semakin bagus hasil yang didapatkan.
2. Ajukan Pertanyaan Lanjutan
Jika sudah mendapat hasil yang sesuai tapi masih belum cukup memuaskan, Ultimates harus memberikan pertanyaan yang lebih detail lagi.
3. Fast Check
AI mengelola setidaknya 45 ribu GB data sehingga setelah mendapatkan informasi dari AI sebaiknya Ultimates tetap memastikannya kembali di situs-situs terpercaya.
Meskipun AI berpotensi besar untuk terus berkembang, Nabil berpendapat bahwa AI sejatinya tidak akan bisa menggantikan manusia. Hal tersebut karena manusia memiliki kreativitas, kemampuan interpersonal, kemampuan berpikir kritis, dan fleksibilitas mental.
AI tidak bisa berpikir kritis sehingga membuatnya tidak akan bisa berkembang jika manusia sebagai penggeraknya tidak memiliki kemampuan tersebut.
“AI itu bukan sebagai pengganti manusia, tapi alat untuk membantu manusia untuk mencapai output yang kita mau. Supaya ngasih improvement terhadap proses yang kita jalani, yang sebelumnya lama jadi lebih cepat,” tuturnya.
Baca juga: AI Art Generator Marak Digunakan, Bagaimana Nasib Seniman?
Sampai saat ini pun, AI belum bisa membaca data-data real time, sedangkan manusia bisa langsung melakukan penelitian dan analisis setelah suatu fenomena terjadi. Hal ini tentu menjadi salah satu bukti bahwa AI tidak bisa menggantikan manusia dalam banyak hal.
“Jadi semuanya sesuai dengan manusianya. Kalau manusianya memang malas dan nggak bisa (berusaha), AI juga nggak bisa membantu,” tutupnya.
Penulis: Happy Mutiara Ramadhan
Editor: Josephine Arella
Foto: Ryan Richardo
Interesting perspective! I agree that while AI can enhance our capabilities, the human touch and creativity are irreplaceable. It’s essential to find a balance between leveraging technology and maintaining our unique qualities. Looking forward to seeing how this evolves in 2024!