SERPONG, ULTIMAGZ.com – Hamzah Sulaiman adalah seorang seniman yang mendedikasikan hidupnya untuk melestarikan budaya Indonesia, terutama budaya Yogyakarta. Hamzah lebih dikenal dengan nama Raminten, karakter perempuan yang pernah diperankannya. Karakter inilah yang membawa Hamzah untuk mendirikan House of Raminten, salah satu restoran terkenal di Yogyakarta.
Lahir pada 7 Januari 1950, Hamzah merupakan anak kelima dari pendiri Mirota Group, Hendro Sutikno dan Tini Yuniarti. Ia menempuh pendidikan jurusan Bahasa Inggris di Universitas Sanata Dharma dan pernah bekerja sebagai pelayan di kapal pesiar, dilansir dari narasi.tv.
Baca juga: Keumalahayati: Laksamana Perempuan Pertama dalam Sejarah Nusantara
Meskipun merupakan keturunan Tionghoa, Hamzah telah akrab dengan budaya Jawa sejak kecil. Ia mahir berbahasa Jawa kromo, menari Wayang Wong, dan aktif memainkan ketoprak sebagai karakter Raminten. Melansir tempo.co, Raminten adalah karakter perempuan Jawa tua yang memakai kebaya jarik, sanggul kepala, dan berparas cantik.
Peran Raminten yang melekat dengan Hamzah membuatnya mendapat tawaran untuk membuat program khusus di televisi Yogyakarta. Nama perempuan itu diambil dari kata ora minten yang berarti tidak seberapa dan sederhana, tetapi ingin membantu serta berbuat baik. Nama ini juga digunakan untuk membuka salah satu usaha Hamzah yaitu House of Raminten pada 26 Desember 2008 di Kotabaru.
Mengutip raminten.com, restoran ini dibangun dengan tujuan menyediakan lapangan kerja dan memajukan pariwisata dengan menonjolkan suasana rumah Jawa, restoran didekorasi dengan unsur kayu, rangkaian bunga, serta wewangian dupa. Para pelayan juga dilengkapi dengan busana tradisional Jawa, yaitu kebaya jarik dan pangsi hitam.
House of Raminten juga menjadi rumah untuk “Raminten Cabaret Show” bergaya Indonesia yang menghadirkan drag queen, penampil pria dengan dandanan wanita. Melansir tirto.id, pertunjukkan kabaret ini sempat mendapatkan kritik dan intimidasi karena mendukung LGBT. Namun, Hamzah tetap melindungi dan memberikan wadah bagi mereka yang terpinggirkan dari tatanan masyarakat.
Baca juga: Jejak Pramoedya Ananta Toer: Ukir Karya di Pulau Buru
Adapun beberapa bisnis lain yang didirikan oleh Hamzah adalah Hamzah Batik Malioboro serta beberapa bisnis kerajinan dan oleh-oleh khas Yogyakarta. Hamzah menghabiskan sisa waktunya sebagai abdi dalem Kesultanan Yogyakarta. Ia pun mendapat gelar Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) Tanoyohamijinindya.
Hamzah Sulaiman menutup usianya di umur 75 tahun akibat penyakit gula dan kondisi kesehatan yang terus menurun pada Rabu (23/04/25) malam. Kontribusinya dalam pelestarian budaya Yogyakarta menginspirasi banyak masyarakat dan akan selalu dikenang.
Penulis: Celine Valleri
Editor: Jessica Kannitha
Foto: raminten.com
Sumber: narasi.tv, tempo.co, tirto.id, raminten.com