SEMARANG, ULTIMAGZ.com — Perayaan kedatangan Sam Poo Tay Djien (Laksamana Cheng Ho) ke-620 tahun di Semarang mengundang rasa penasaran dan sukacita masyarakatnya. Acara tahunan ini menjadi sebuah budaya turun temurun yang tidak hanya berfokus pada perayaan kedatangan saja, melainkan juga mengajarkan beberapa hal tentang kehidupan.
Perjalanan arak-arakan di mulai sejak jam 5 pagi, dari Klenteng Tay Kak Sie menuju ke Klenteng Sam Poo Kong. Pada bagian depan rombongan, terdapat pengawalan dari polisi sebagai pengarah dan pembuka jalan.
Baca juga: Kawah Ijen, Destinasi Wisata Jawa Timur dengan Sejuta Daya Tarik
Selain kibaran bendera Klenteng Tay Kak Sie, ada pula bendera Indonesia yang memimpin barisan. Acara ini dimeriahi dengan beberapa alat musik, KIO kongco, KIO kongco tamu, barongsai, liong, serta beberapa becak untuk membantu mengangkat barang, termasuk minuman, makanan ringan, dan beberapa atribut lainnya.
Para peserta memulai perjalanan dengan berjalan kaki tanpa menggunakan transportasi umum apapun. Hal inilah yang membuat arak-arakan kedatangan Sam Poo Tay Djien menjadi spesial. Mereka berjalan sembari menyemangati, tertawa, bahkan menolong satu sama lain.
Di balik kemeriahannya, perayaan ini mengajarkan bahwa setiap manusia merupakan makhluk hidup yang membutuhkan orang lain. Rasa saling menghormati dan tolong menolong pun akan menciptakan kedamaian.

Selama perjalanan berlangsung, masyarakat tak hanya dapat menonton saja. Dengan diawasi oleh panitia, masyarakat juga dapat mencoba mengangkat KIO kongco.
Sebelum memasuki wilayah Sam Poo Kong kedua naga, pihak Djien Gie dan Sam Poo Kong saling memberikan salam satu sama lain sebagai tanda hormat dan mempersilahkan masuk. Selain itu, terdapat pertunjukan oleh anak-anak untuk menghibur masyarakat yang tengah beristirahat, seperti kisah tari Capung. Penampilan naga, liong, dan gedawangan oleh masyarakat yang masih dalam tahap pelatihan menjadi sarana penanaman nilai budaya sejak dini agar terus terjaga.
Baca juga: Mudik Lebih Nyaman: KAI Tambah Dua Kereta Menuju Malang
Dalam perjalanan kembali ke Klenteng Tay Kak Sie, rombongan tetap berada di barisan yang sama, namun setiap kelenteng yang dilewati diberi penghormatan melalui penampilan singkat. Akhirnya, rangkaian acara penyambutan Sam Poo Tay Djien (Laksamana Cheng Ho) ke-620 tahun ditutup dengan pertunjukan akhir di Klenteng Tay Kak Sie.
Rangkaian acara ini tidak hanya menjadi bentuk penghormatan terhadap sejarah, tetapi juga merupakan upaya untuk menjaga dan mewariskan budaya kepada generasi muda. Semangat kebersamaan inilah yang menjadikan perayaan tahunan di Semarang ini tetap hidup hingga kini.
Penulis: Tiffany Michiko Putri
Editor: Jessica Kannitha
Foto: ULTIMAGZ/Tiffany Michiko Putri