SERPONG, ULTIMAGZ.com – Petrichor adalah istilah yang digunakan untuk aroma khas di udara setelah hujan turun. Aroma yang sering kali dianggap menenangkan itu ternyata merupakan reaksi kimia kompleks antara tanah, air, dan mikroorganisme di dalamnya.
Istilah petrichor diperkenalkan oleh dua ilmuwan asal Australia, Isabel Joy Bear dan R. G. Thomas pada 1964, dilansir dari timesofindia.indiatimes.com. Mereka menjelaskan bahwa aroma hujan muncul dari senyawa yang dilepaskan oleh tanah kering setelah disiram air hujan, terutama senyawa geosmin. Senyawa tersebut dihasilkan oleh mikroorganisme tanah, seperti streptomyces.
Baca Juga: Persiapan yang Perlu Dilakukan saat Musim Hujan
Namun, aroma khas hujan tidak hanya berasal dari geosmin semata. Melansir tempo.co, selain geosmin, terdapat juga minyak alami dari tumbuhan yang tersimpan di lapisan tanah dan batu selama musim kering. Minyak tersebut kemudian dilepaskan ketika hujan kembali turun sehingga aroma lembap khas petrichor ini semakin kuat.
Kemudian, proses ini menghasilkan aerosol, yaitu partikel mikroskopis yang membawa geosmin ke udara. Melansir bbc.com, saat partikel tersebut beterbangan bahkan dalam kadar yang sangat rendah, manusia dapat dengan mudah mendeteksinya melalui indera penciuman.
Secara psikologis, aroma petrichor ini sering dikaitkan dengan perasaan tenang, segar, dan nostalgia. Melansir rri.co.id, hal ini terjadi karena adanya mekanisme neurologis di otak manusia serta peran penting indera penciuman.
Baca Juga: Makin Jompo? Ini Penyebab Badan Linu dan Nyeri Sendi di Musim Hujan
Suara rintik hujan dengan irama konstan dan cenderung monoton diproses oleh otak sebagai suara yang tidak mengancam, bahkan sering dianggap menenangkan. Salah satu contoh suara tersebut adalah white noise. Sementara itu, aroma tanah basah yang terhirup oleh hidung terhubung langsung ke sistem limbik di otak, yaitu bagian yang berperan dalam mengatur emosi, memori, dan motivasi.
Pada akhirnya, petrichor menjadi sebuah fenomena ilmiah yang menghubungkan manusia dengan alam sekitarnya. Ada harmoni antara sains dan suasana hati dalam setiap tetes hujan yang turun. Ultimates, kapan terakhir kali kalian berhenti sejenak untuk menikmati aroma hujan?
Penulis: Clarisa Renata
Editor: Jessica Kannitha
Foto: freepik/wirestock
Sumber: timesofindia.indiatimes.com, bbc.com, tempo.co, rri.co.id





