SERPONG, ULTIMAGZ.com – Pada era di mana komputer elektronik masih dalam masa pertumbuhan, program luar angkasa Amerika Serikat (NASA) mengandalkan sekelompok perempuan dengan kecerdasan tinggi. Mereka dijuluki “Human Computers” (Komputer Manusia). Di antara para jenius tersembunyi ini, nama Katherine Johnson bersinar sebagai sosok yang kecerdasannya mengubah sejarah penerbangan luar angkasa.
Lahir pada 1918 di West Virginia, kecerdasan Johnson sudah tampak sejak kecil. Namun, tidak ada sekolah untuk kelompok ras minoritas yang menyediakan pendidikan tinggi di daerahnya sehingga keluarganya pindah agar Katherine dan saudara-saudaranya dapat terus bersekolah. Ia kemudian menyelesaikan kuliah pada usia 18 tahun dengan dua gelar, yaitu matematika dan bahasa Prancis.
Baca juga: Ada Lovelace dan Warisan Kepemimpinan Perempuan di Dunia Teknologi
Melansir tempo.co, Johnson bergabung dengan Komite Penasihat Nasional untuk Aeronautika (NACA), di Fasilitas Penelitian Langley, pada 1950-an. Ia bekerja di divisi West Area Computers, sebuah unit yang hanya diisi oleh perempuan Afrika-Amerika. Tugas mereka adalah melakukan perhitungan matematis yang rumit untuk program penerbangan luar angkasa.
Di tengah suasana kerja penuh diskriminasi, Johnson menunjukkan bahwa ia merupakan sosok yang sangat berharga. Ia memiliki keahlian luar biasa dalam menganalisis data, menguraikan persoalan geometri dalam bidang antariksa, serta memeriksa kembali perhitungan mesin dengan teliti.
Peran krusial Johnson terukir dalam sejarah pada 1962, menjelang misi bersejarah Friendship 7 yang akan menjadikan John Glenn sebagai astronot Amerika pertama yang mengorbit Bumi. NASA baru saja mulai menggunakan komputer elektronik untuk menghitung lintasan orbit, mengutip kumparan.com.
Namun, Glenn dan rasa skeptisnya terhadap teknologi baru yang masih sering bermasalah, meminta agar perhitungan tersebut diverifikasi kembali. Ia mengajukan permintaan bahwa perhitungan itu harus diverifikasi oleh Katherine dan bahwa penerbangannya dapat dilakukan jika dinyatakan benar olehnya.
Johnson mengambil data yang diprogram ke komputer dan menghitung ulang seluruh lintasan orbit secara manual, menggunakan kalkulator desktop mekanik. Perhitungannya cocok, memberikan Glenn kepercayaan diri yang dibutuhkan untuk terbang.
Melansir biography.com, misi Glenn sukses besar, menandai titik balik penting bagi Amerika dalam space race. Kontribusinya tidak berhenti di situ. Johnson juga menghitung lintasan penting untuk misi Apollo 11 tahun 1969 yang membawa manusia pertama mendarat di Bulan, dan perhitungan yang menyelamatkan misi Apollo 13 setelah terjadi kerusakan di ruang angkasa.
Baca juga: Perjuangan Tiga Wanita dalam Hidden Figures
Kisah hidup Katherine Johnson, bersama Dorothy Vaughan dan Mary Jackson, diabadikan dalam film Hidden Figures (2016). Film ini memberikan pengakuan atas kontribusi mereka yang sebelumnya terlupakan. Ia pun menerima Presidential Medal of Freedom pada 2015, penghargaan sipil tertinggi di Amerika Serikat.
Penulis: Zalfa Zahiyah Putri Wibawa
Editor: Jessie Valencia
Foto: nasa.gov
Sumber: tempo.co, kumparan.com, biography.com





