SERPONG, ULTIMAGZ.com – Belakangan, istilah street photography semakin populer di kalangan pecinta fotografi. Sifatnya yang menangkap momen secara natural di sekitar membuat banyak orang tertarik untuk mendalaminya. Salah satunya adalah Bill Satya, seorang street photographer andal yang kini memiliki 116 ribu pengikut di akun Instagramnya, @billsatya.
“Dalam street photography itu bebas banget, bebas foto apa aja, tergantung apa yang mau diceritain,” ujar Bill dalam seminar yang dibawakannya dalam rangkaian acara “What A Fame”. Acara itu sendiri merupakan sebuah pameran yang diadakan oleh Obscura Gen X di Summarecon Digital Center, Minggu (21/05/17).
Sebelum memotret, Bill selalu berpikir hasil fotonya akan menjadi seperti apa. Ia selalu mencoba memotret dari berbagai titik hingga mendapatkan hasil yang terbaik. Menurutnya, salah satu hal yang patut diperhatikan ketika melakukan street photography adalah tidak cepat puas. Walaupun seorang fotografer sudah merasa hasil fotonya baik, tetapi tidak ada salahnya untuk terus mencoba memotret dari berbagai sudut pandang. Selain itu, penting juga untuk banyak browsing dan mencari referensi foto.
Attitude atau sikap juga menjadi hal yang patut diperhatikan oleh seorang fotografer, terutama street photographer yang banyak berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Bebas memotret bukan berarti bebas sepenuhnya. Tetap ada peraturan dan etika yang harus dipenuhi seorang fotografer.
“Untuk street photography, sekali-dua kali masih oke kalau langsung jepret aja. Tapi, lebih baik izin terlebih dahulu. Semua balik lagi ke attitude. Foto juga harus pakai attitude,” ujar Bill.
Membahas soal perlengkapan, untuk street photographer pemula, ternyata tidak banyak alat yang perlu disiapkan. Yang terpenting adalah kamera dan lensa dengan range yang fleksibel. Lensa tersebut akan memudahkan fotografer mencari titik zoom terbaik sehingga tidak perlu repot mengganti lensa ketika memotret.
Menanggapi banyaknya orang yang sering berpikir bahwa keindahan suatu foto terletak pada alat yang digunakan, Bill justru berpikir sebaliknya.
“Alat-alat itu tidak terlalu menentukan. Yang penting, alat tersebut bisa dimaksimalkan. Jangan sampai karena alat terbatas, jadi nggak bikin apa-apa. Teori basic, sih, yang paling penting,” saran Bill yang juga merupakan founder Komunitas Indonesia 6am.
Setelah banyak berbincang mengenai street photography, Bill membuka sesi yang mempersilakan audiens bertanya trik yang dilakukannya hingga menghasilkan foto-foto yang diunggahnya di media sosial. Bill juga melihat pameran foto yang diadakan Obscura serta memberi komentar terhadap foto-foto tersebut.
Penulis: Geofanni Nerissa Arviana
Editor: Kezia Maharani Sutikno
Foto: Roberdy Giobriandi