SERPONG, ULTIMAGZ.com – Sejak Senin (29/8), Kantin Universitas Multimedia Nusantara (UMN) memberlakukan sistem transaksi baru, yakni menggunakan kartu Brizzi dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Pemberlakuan sistem baru ini menuai keluhan karena dianggap kurang sosialisasi.
Tak hanya kepada mahasiswa, minimnya sosialisasi juga disebutkan terjadi pada para penjual. Hal ini diungkapkan oleh Disa Ayulia Agatha, mahasiswi Jurnalistik 2015, yang menjelaskan bahwa tidak semua penjual paham dengan cara penggunaan mesin Electronic Data Capture (EDC) untuk kartu Brizzi.
“Ternyata gak semua penjual mengerti secara pasti cara penggunaan Brizzi. Salah satu kios ada beberapa penjual tapi cuma satu penjual yang mengerti,” jelas Disa merujuk pada penjual di kios batagor.
Keluhan mengenai kurangnya sosialisasi juga diungkapkan salah satu karyawan Libro Café, yang mengaku baru mengetahui pemberlakuan sistem transaksi baru pada hari pertama pelaksanaannya, yaitu Senin (29/8).
Menanggapi keluhan yang ada, ketua program kerja sama antara BRI dengan UMN, Ahmad Sehuddin, menyatakan bahwa sosialisasi sudah pernah dilakukan kepada para pemilik kios makanan.
“Kami sebenarnya tanggal 19 Agustus 2016 sudah melakukan istilahnya simulasi dengan pemilik tenant,” tuturnya.
Ia melanjutkan, sosialisasi ini dilakukan dalam bentuk simulasi, di mana pemilik diajarkan cara bertransaksi menggunakan Brizzi.
“Simulasi sudah berjalan sampai dengan proses tenant melakukan transaksi, bagaimana melakukan void, bagaimana melakukan proses pelaporan transaksi, pemindahan pendapatan ke rekening penampungan, semua sudah dilakukan di tanggal 19 Agustus,” lanjutnya.
Hal yang sama dituturkan oleh pemilik kios Chicken Express. Ia mengaku sudah mendapatkan sosialisasi dan simulasi dari pihak BRI pada Jumat (19/8) lalu.
“Tanggal 19 benar, ada meeting dengan pihak BRI di lantai 3. Memang sudah ada sosialisasi kepada semua tenant,” katanya.
Salah satu karyawan di kios Masakan Manado juga membenarkan bahwa pemilik kios tersebut telah melakukan proses simulasi.
Meskipun begitu, pihak BRI mengaku bahwa pengadaan sosialisasi dan simulasi tidak menutup kemungkinan adanya karyawan yang masih tidak familiar dengan penggunaan sistem ini.
“Memang kalau di sini karyawan ada yang belum tahu, tapi pagi harinya (Senin pagi) kita sudah beri pengarahan, tapi memang ya daya tangkap orang kan bermacam-macam ya,” ujar Ahmad kemudian.
Hingga berita ini dinaikkan, pendampingan masih diberikan kepada para penjual yang masih menemukan kendala bertransaksi.
“Kami masih melakukan pendampingan kok, begitu juga pihak Libro. Ada kendala apa kita lakukan pendampingan dan kita pandu lagi,” tutupnya.
Penulis: Christian Karnanda Yang
Editor: Clara Rosa Cindy
Foto: Evan Andraws