SERPONG, ULTIMAGZ.com — Rangkaian kegiatan Bulan Demokrasi telah sampai pada debat antarkandidat pasangan calon (paslon) pemimpin himpunan yang dimulai sejak Selasa (15/10/19). Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat kekurangan yang menunjukkan ketidaksiapan Komisi Pemilihan Umum Universitas Multimedia Nusantara (KPU UMN).
Pelaksanaan debat hari pertama hanya berjarak satu hari sejak pembukaan Bulan Demokrasi yang dilaksanakan pada Senin (14/10/19). Kondisi ini membuat civitas academica tidak memiliki banyak waktu untuk mengenal paslon masing-masing. Menanggapi hal tersebut, Ketua KPU UMN Joshua Nathanael menyatakan pihaknya merencanakan untuk mengubah timeline, tetapi dibatalkan karena adanya gangguan pada proses rekrutmen.
“Pertama itu sebenarnya kita ingin melakukan perubahan timeline, tetapi kemarin enggak bisa karena ada gangguan di proses rekrutmen. Minat teman-teman di UMN itu sudah menurun untuk ikut organisasi, jadi proses seleksi itu tertunda. Jadinya terpaksa tidak bisa melakukan kampanye sebelum tanggalnya itu,” ungkap Joshua.
Menurut Joshua, menjadi agenda bagi KPU dan student development bersama ketua tiap-tiap himpunan untuk memperbaiki proses regenerasi melalui perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Namun, perubahan tersebut tentu membutuhkan penyusaian dengan kebijakan di setiap organisasi.
“Masing-masing organisasi tentu saja mempunyai kebijakan dan kesibukan tersendiri. Jadi untuk melakukan perubahan dan menambah kegiatan agar memperbaiki regenerasi itu agak sulit. Bisa dibilang sejak dari awal harus sudah diomongin, tetapi untuk para calon organisator menurut saya kurang mengerti betapa urgent itu masalah regenerasi,” lanjut Joshua.
Ambiguitas dan Tanda Tanya Strategi Pemasaran KPU
Selain permasalahan jarak pembukaan Bulan Demokrasi dengan debat paslon, terdapat ambiguitas dalam unggahan akun resmi Instagram KPU UMN. Lewat unggahannya, KPU UMN menampilkan paslon tiap-tiap himpunan dan organisasi dalam bentuk siluet. Namun, Joshua menanggapi bahwa cara tersebut merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh KPU UMN.
“Bisa dibilang strategi, kita bikin hitam (siluet) gitu supaya orang penasaran tentunya. Bisa dibilang yang belum tahu pasti tidak mengenali mereka foto siluet tersebut. Di foto siluet tersebut kita sudah mention organisasi mereka di mana mereka bisa mengunjungi organisasi dan di situ sebenarnya sudah ada foto yang berwarna. Jadi istilahnya untuk membangun awareness dan membuat teman-teman itu penasaran,” balas Joshua.

Siluet yang diunggah KPU seolah menggantikan wajah para paslon yang hendak dipilih mahasiswa. Akibatnya, mahasiswa tak dapat mengenali wajah calon pengurusnya melalui unggahan Instagram resmi KPU tersebut. Pun, ketika berita ini diterbitkan KPU sudah menampilkan wajah beberapa paslon organisator melalui akun @kpu_umn tersebut.
Selain itu, berdasarkan pantauan tim Ultimagz, KPU UMN mengunggah poster debat hari pertama pada dini hari. Di hari yang sama, KPU UMN baru mengunggah jadwal debat Himpunan Mahasiswa Teknik Fisika dan Elektronika (HIMFERA) tepat saat acara dimulai, yaitu pukul 13.00. Sementara itu, jadwal debat sembilan organisasi dan himpunan lainnya diunggah secara bersamaan pada Rabu (16/10/19) sekitar pukul 02.00 pagi.
Menanggapi permasalahan tersebut, Joshua mengakui bahwa terdapat keterlambatan waktu dari KPU UMN untuk mengunggah jadwal debat. Menurut Joshua, mestinya seluruh jadwal debat paslon pemimpin himpunan dan organisasi diunggah secara bersamaan pada Senin (14/10/19).
“Sebenarnya waktu itu harusnya sama-sama (diunggah). Semua seharusnya di-upload barengan, tetapi kenapa HIMTARA dan HIMFERA duluan karena memang yang tadi jadwalnya hari Selasa sudah mulai debat, jadi terpaksa hari itu di-upload,” lanjut Joshua yang merupakan mahasiswa Teknik Fisika angkatan 2016.
Strategi pemasaran KPU UMN dalam mempromosikan rangkaian kegiatan Bulan Demokrasi berdampak pada minimnya peserta yang menghadiri debat paslon. Acara yang dilakasanakan di Collabo Space Gedung D tersebut dihadiri tidak lebih dari 20 orang. Ketidaktahuan mahasiswa tentang pelaksanaan debat, membuat acara tersebut minim peserta. Misalnya, Leonardo Rakha mahasiswa angkatan 2019 yang baru-baru ini mengetahui pelaksanaan debat.
“Sebenarnya dari kemarin sudah ada rencana (datang ke debat), cuma gara-gara mendadak gua baru taunya jadi enggak sempat, sih. Gua juga taunya (ada debat) dari teman. Menurut gua cobalah untuk kampanye di sekitar kampus,” ujar Rakha.
Selain itu, ketidaktahuan mahasiswa tentang diadakannya debat paslon himpunan, terlihat dari jumlah penonton dalam siaran langsung pada akun Instagram KPU UMN. Berdasarkan pantauan tim Ultimagz, jumlah penonton pada debat HIMFERA dalam 30 menit pertama tidak mencapai 5 akun. Hal yang sama juga terjadi pada debat Himpunan Mahasiswa Desain Komunikasi Visual (HMDKV).
Di tahun ini, KPU UMN lebih menargetkan civitas academica untuk menyaksikan debat melalui video yang diunggah di saluran YouTube resmi KPU UMN. Menurut Joshua, di era sekarang orang lebih menyukai menonton bukan pada saat waktunya. Melainkan saat free dan sedang tidak sibuk, orang akan menonton apa yang mereka inginkan.
“Bukan saat di Collabo Space itu datang banyak, bukan target kita. Tetapi lebih ke viewers dari video yang kita upload di Youtube tersebut. Jadi kita berharap itu orang buat enggak datang, enggak apa-apa tetapi setidaknya untuk menonton di YouTube,” jawab Joshua.
Namun, berdasarkan pantauan yang dilakukan oleh tim Ultimagz pada Kamis (17/10/19) pukul 12.00, penonton dari video yang diunggah ke saluran resmi Youtube KPU UMN masih tergolong sedikit. Joshua menambahkan, akun instagram KPU UMN telah mencantumkan tautan yang menghubungkan ke Youtube KPU UMN dengan harapan mahasiswa dapat menonton ulang video debat yang sudah diunggah.

Selain itu, saluran YouTube yang menjadi target dari KPU UMN untuk mempromosikan debat paslon sempat hilang secara tiba-tiba pada Sabtu (19/10/19). Melalui pesan singkat, Ketua KPU UMN Joshua menginformasikan hilangnya saluran YouTube resmi KPU UMN dikarenakan terdapat permasalahan pada domain UMN.
“Kemarin setelah saya cari tahu beberapa yang pakai umn.ac.id sedang ke disabled. Senin tim IT baru bisa memperbaiki,” tutup Joshua.
Penulis: Agatha Lintang dan Fabio Nainggolan
Editor: Ivan Jonathan
Foto: Caroline Saskia