SERPONG, ULTIMAGZ.com – Bertempat di Lobi B Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Gramedia membuka bazar sejak Senin (11/02/19) hingga Jum’at (15/02/19). Tidak hanya membawa koleksi buku obralnya, tetapi juga pernak-pernik seperti tas, alat tulis, dan beragam alat penunjang aktivitas mahasiswa. Meskipun begitu mahasiswa merasa buku yang dijajakan kebanyakan bukan buku yang terkenal, sehingga kurang menarik minat untuk membeli.
Mahasiswa UMN kurang puas dengan koleksi buku yang dihadirkan. Karena buku yang ada rata-rata adalah buku lama dan kurang dikenal mahasiswa.
“Rata-rata buku yang ada enggak gue kenal. Untuk masukan ke depannya, lebih baik buku yang ada dikenal mahasiswa, supaya ada juga minat membacanya,” tutur salah satu mahasiswi, Ivanka Veronica.
Meski merasa kurang tertarik, Ivanka menyetujui bahwa usaha pihak Gramedia untuk mendekatkan diri dengan mahasiswa UMN merupakan tindakan yang tepat. Pihak Gramedia sendiri mengungkapkan ingin mengenalkan Gramedia lebih dekat kepada mahasiswa UMN yang sama-sama bernaung diperusahaan Kompas Gramedia.
“Tujuannya untuk bersinergi sih, antara Gramedia dan UMN. Dengan adanya bazar ini diharapkan Gramedia dan mahasiswa UMN bisa lebih dekat,” ujar Store Manager Summarecon Mall Serpong Regina Tofani.
Regina menambahkan bahwa buku yang disediakan adalah buku yang sesuai kantong mahasiswa. Karena bazar ini menargetkan pembelinya adalah mahasiswa UMN, meskipun bazar buku ini terbuka untuk umum.
“Memang buku yang kita hadirkan berbeda dengan (buku di) toko Gramedia yang biasanya dijumpai. Selain target pembeli kami adalah mahasiswa, melihat juga kebutuhan membaca kini harga buku cukup mahal, dan memang yang kita bawa ke sini adalah barang obral,” kata Regina.
Mengenai minat para mahasiswa, penjaga bazar Devilian mengatakan bahwa banyak mahasiswa yang datang ke bazar untuk membeli atau hanya sekedar melihat koleksi buku yang ada. Dirinya mengatakan banyak yang berkunjung datang dan membeli karena harganya lebih terjangkau dari harga aslinya.
“Genre buku yang banyak dibeli adalah novel fiksi, kalau untuk pernak-perniknya sendiri sih kebanyakan membeli alat tulis,” terang Devilian.
Penulis: Theresia Amadea, Fabio Nainggolan
Editor: Nabila Ulfa Jayanti
Foto: Azhar Dwi Arinata