“Hai kau yang menyebabkan permusuhan, kedengkian, perpecahan, amarah, dan tipu daya. Pergilah!”
Begitulah sepenggal naskah yang dipentaskan oleh Teater KataK dalam pentas Benarkah Cinta Sudah Mati (BCSM) di Teater kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Rabu dan Kamis, 29-30 Januari 2015 lalu.
Menurut sutradara pementasan Teater KataK yang ke-36 ini, Venatius Vladimir Ivan, ide cerita BCSM merupakan pengembangan dari pentas besar sebelumnya, yaitu Akankah Cinta Sudah Mati? (ACSM). Ivan berpendapat, cerita ACSM tersebut tak akan tergerus zaman sehingga dapat dikembangkan.
“Cerita ACSM ini relevan sepanjang zaman, bahwa ada manusia yang selalu terkalahkan oleh nafsu dan hawa nafsu. Dan akhirnya manusia pun yang bisa selamat karena cinta,” ujar Ivan.
BCSM sendiri bercerita tentang Papita yang walau sudah merestui hubungan Pangeran William dan Putri Siti sebelumnya, namun masih menyimpan iri dan dengki di dalam hatinya. Hal ini membuat evil devil yang terkurung di dunia bawah tanah bebas dan akhirnya menawarkan rencana jahat kepada Papita untuk balas dendam.
Namun, drama tragedi yang dibawakan Teater KataK ini tidak melulu bercerita sedih, melainkan disisipi komedi khas KataK.
Pimpinan produksi BCSM, Septian Nurcahyo menyatakan, walau sempat menemui berbagai kendala, seperti dana, waktu, dan panitia, namun pementasan BCSM ini akan tetap memiliki kelanjutan. Pentas selanjutnya ini akan dipentaskan pada akhir tahun 2015 atau tahun depan.
[divider] [/divider] [box title=”Info”]Penulis: Stefanie Laurensia
Editor : Ghina Ghaliya
Foto: Evelyn Leo
[/box]