SERPONG, ULTIMAGZ.COM – Perbedaan budaya menjadi salah satu hal yang selalu ingin dipelajari oleh anggota AIESEC UMN. Selain membuka wawasan, hal tersebut membuat seseorang bisa belajar untuk semakin menghargai orang lain. Hal itu berhasil direalisasikan AIESEC UMN dan AIESEC Prasetya Mulya dalam acara Global Village di kantin gedung C UMN, Serpong, Rabu (22/02/17).
Acara yang mengusung tema “Living In Diversity” ini dihadiri empat mahasiswa dari Belanda dan Tiongkok yang tergabung dalam komunitas AIESEC. Di antaranya Gerardus Derk Jan den Hertog (Belanda), Veronica Tsai (Tiongkok), Qiaojin Zhan (Tiongkok), dan Xiaofei Sun (Tiongkok). Selain mereka berempat, hadir pula Wong Yuyan (Malaysia), Lucifer Johny (Tiongkok), dan Guo Han (Tiongkok). Mereka mengungkapkan perasaannya kala pertama kali datang ke Indonesia dan menghadapi budaya yang berbeda dengan budaya yang mereka miliki.
Adapun tujuan utama dari acara ini adalah memberi wadah bagi mahasiswa luar negeri guna mengenalkan budaya mereka kepada mahasiswa dan masyarakat di Indonesia dan dunia. Selain itu, kedatangan mereka ke Indonesia yaitu untuk menjadi relawan. Semula, mereka diminta untuk memilih menjadi relawan dengan memilih topik sharing secara bebas. Namun, di acara ini, AIESEC UMN dan Prasetya Mulya mendukung dua dari 17 topik, yaitu pendidikan dan wirausaha.
“Jadi, mereka (mahasiswa luar negeri) ke sini juga bisa belajar untuk memberi pengabdian ke masyarakat dengan memberikan edukasi sekaligus mengajar tentang wirausaha, misalnya dengan membuka perusahaan,” ujar Ketua Panitia Global Village Natalie Valentine.
Contohnnya Geert, mahasiswa asal Belanda yang mengajar wirausaha di SMKN 12. Bukan hanya mengajar siswa-siswi di sekolah tersebut, melainkan ia juga mengajar gurunya.
AIESEC juga membuka booth di Lobby B UMN guna menjadi wadah berbagi pengalaman langsung dari tujuh mahasiswa peserta Global Village, baik tentang budaya maupun negara mereka. Mereka juga membawa barang-barang dan makanan khas dari negara mereka untuk dipamerkan dalam booth tersebut. Selain di UMN, acara serupa juga dilaksanakan di 126 kota lainnya di dunia.
Penulis: Geofanni Nerissa Arviana
Editor: Christoforus Ristianto
Fotografer: Bonaventura Ezra