SERPONG, ULTIMAGZ.com – UMN Screen 2018 menghadirkan cerminan realita lewat rangkaian acara Pemutaran Film & Animasi di Lecture Theatre UMN pada Jumat (04/05/2018). Kenyataan akan kerasnya hidup disampaikan melalui karya film dan animasi yang diputar dalam program bertajuk Mendaki Gunung Tanpa Puncak.
Selama kurang lebih satu jam, sebanyak empat film bertema serupa diputar. Beberapa di antaranya merupakan gambaran akan fenomena yang nyata terjadi. Keempat film tersebut adalah “Lahir di Darat, Besar di Laut”, “Marzuki”, “The Apple and Its Tree”, dan “Wasangka”.
“Lahir di Darat, Besar di Laut” merupakan karya dokumenter tentang seorang nelayan yang berusaha mewujudkan mimpinya di laut Indonesia. Namun, kondisi cuaca yang sering tak menentu menjadi salah satu hambatan utama dalam pekerjaannya.
Kisah mantan atlet sepakbola yang kini hanya menjadi guru honorer digambarkan dalam “Marzuki”. Film animasi berdurasi kurang dari tujuh menit tersebut menggugah penonton tentang fakta perlakuan pemerintah terhadap atlet yang pernah berprestasi di Indonesia.
“The Apple and Its Tree” mengangkat sudut pandang menarik tentang dunia di mata seorang anak kecil. Rumah yang seharusnya menjadi tempat beristirahat justru malah menghambatnya untuk berkembang.
Berbeda dengan tiga film sebelumnya, “Wasangka” mengambil latar waktu lampau. Dengan menggunakan bahasa Jawa dalam seluruh dialognya, film ini mencerminkan dilema kemanusiaan di tengah situasi yang berbahaya.
Sesuai dengan judul besar program, keempat film yang diputar mengisahkan tentang kesulitan dalam mencapai kepuasaan hidup. Cerita-cerita tersebut merupakan gambaran nyata tentang realita kehidupan yang memang dialami oleh sebagian besar orang.
Layaknya mendaki gunung tanpa puncak, perjuangan bagi beberapa orang terasa tak berujung dan tanpa hasil.
Penulis: Hilel Hodawya
Editor: Gilang Fajar Septian
Foto: Rafaela Chandra