SERPONG, ULTIMAGZ.com — Kepercayaan mahasiswa pada Dewan Keluarga Besar Mahasiswa (DKBM) sudah seharusnya dibalas dengan kinerja baik setiap tahunnya. DKBM pada dasarnya hadir untuk memenuhi fungsi yudikasi dan legislasi dalam politik kampus yang tujuannya kembali lagi berbuah bagi mahasiswa.
Pertama dibentuk dengan nama Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) UMN, organisasi ini menambah kata “dewan” pada namanya dengan maksud menjadi wakil dari suara mahasiswa. Namun, menurut survei yang dilakukan ULTIMAGZ, persentase jumlah mahasiswa yang pernah menyampaikan aspirasinya kepada DKBM tidak mencapai angka 20%. Bahkan, sebanyak 15,7% responden belum mengetahui keberadaan DKBM di lingkungan kampus.
Progres Kerja DKBM
Hingga 2020, perjalanan DKBM sebagai organisator kampus telah melibatkan 10 generasi. Tahun ini, terdapat enam program kerja besar DKBM yang melibatkan baik pihak internal DKBM maupun seluruh sivitas UMN.
DKBM Birthday, DKBM Journey, dan Studi Banding merupakan program kerja yang hanya diperuntukkan bagi pihak internal DKBM. Namun, karena terdapat penyesuaian akibat pandemi Covid-19, ketiganya tidak dapat dilaksanakan tahun ini.
DKBM Birthday program internal yang dilaksanakan setiap tahunnya. Sebelumnya, DKBM Birthday akan dilaksanakan bersamaan dengan program Socialization Week dan melibatkan sivitas UMN sebagai peringatan satu dekade DKBM. Begitu pun dengan Studi Banding yang ditunda karena keadaan yang tidak memungkinkan untuk bertatap muka.
Sementara itu, tiga program yang telah dijalankan oleh DKBM UMN Gen X adalah Socialization Week, Aspiration Week, dan Dewan Muda DKBM. Akibat perkuliahan dilaksanakan secara daring, program Aspiration Week dimodifikasi dengan menggelar Bincang Hangat sebanyak dua kali, dengan kegiatan penyampaian aspirasi mahasiswa kepada rektorat melalui platform konferensi video. Di sisi lain, Dewan Muda DKBM bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang akan meneruskan kerja DKBM pada generasi selanjutnya.
Program Socialization Week merupakan program baru hasil inovasi DKBM Gen X dengan kegiatannya melakukan sosialisasi program kerja DKBM bagi sivitas UMN. Menurut Ketua DKBM UMN Gen X Yudika Agustine, target mahasiswa yang ingin diraih melalui program ini hanya sebesar 10% dari total seluruh mahasiswa.
Pun demikian, target program kerja ini sudah tercermin melalui survei yang dilakukan ULTIMAGZ. Sebanyak 55,9% responden yang mengetahui Dewan Muda DKBM, 47,5% untuk Aspiration Week, dan 20,3% untuk Socialization Week. Persentase ini memang sudah melewati target 10% yang ditetapkan DKBM, tetapi alangkah baik apabila banyak mahasiswa mengetahui program kerja organisasi dengan hierarki tertinggi di kampus ini.
Reaktualisasi tubuh DKBM
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, DKBM UMN Gen X memutuskan untuk mengubah tata cara pemilihan penerus seanjutnya. Jika sebelumnya penerus akan dipilih langsung oleh anggota internal DKBM, kali ini mahasiswa yang akan memilih pengurus.
Hal ini menimbang DKBM sebagai organisasi yang mewakili suara mahasiswa UMN. Menurut Yudika, pertimbangan ini dipilih dengan tujuan akan lebih baik jika mahasiswa dapat memilih dan mempercayai pilihannya.
“Kalau yang tahun ini, kita pingin dari mahasiswa untuk milih calon-calonnya supaya dipercaya sama mahasiswa. Kan, mereka tujuannya untuk mewakilkan mahasiswa,” jelas Yudika.
Mendekati akhir masa jabatan, DKBM UMN Gen X masih memiliki anggota yang lengkap seperti saat pertama kali dilantik. Hanya saja, beberapa di antaranya mulai tidak aktif karena menjalankan kewajiban praktik kerja magang. Sayangnya, dari kesembilan anggota tersebut, tidak ada satupun yang berniat untuk melakukan regenerasi di generasi selanjutnya.
Yudika mengaku tidak khawatir meninggalkan DKBM pada generasi selanjutnya tanpa ada bimbingan dari anggota Gen X. Hal ini disebabkan adanya beberapa anggota dewan muda yang sudah memantapkan hati untuk menjadi anggota DKBM Gen XI.
Dewan Muda DKBM adalah salah satu program kerja DKBM yang bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa yang tertarik menjadi anggota DKBM, tetapi terhalang regulasi kampus, seperti minimal sudah menjalani perkuliahan selama dua semester. Anggota dewan muda diharapkan dapat membimbing anggota lainnya dalam menjalankan tugas sebagai perwakilan mahasiswa UMN.
“Kita enggak begitu takut untuk ninggalin karena ada dewan muda. Jadi, paling enggak mereka ngerti jalan kerjanya,” tutur Yudika.
Peran sebagai Kemudi Aspirasi Mahasiswa
Mahasiswa sebagai bagian aktif dalam sebuah universitas selalu menerima paling banyak dampak dari segala kebijakan kampus. Memiliki peranan yang besar, sudah seharusnya mahasiswa memberikan sumbangsih untuk perbaikan mekanisme kehidupan perkuliahan. Hal ini diwujudkan melalui aspirasi yang tidak hanya disampaikan, tetapi juga perlu ditindaklanjuti. Di sinilah DKBM berperan untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa.
Khususnya di UMN, mahasiswa bisa menyampaikan aspirasinya melalui tiga saluran, yaitu DKBM, BEM, dan himpunan. Melalui DKBM UMN, mahasiswa bisa menyampaikan aspirasinya secara tertulis melalui tautan yang ada di bio akun resmi Instagram DKBM UMN yang tersedia 24 jam. Aspirasi yang disampaikan diperiksa secara insidental, disaring, kemudian diteruskan ke pihak yang lebih tepat. Sebagai contoh, perihal presensi mahasiswa yang bermasalah akan diteruskan ke bagian IT, perihal fasilitas kampus diteruskan ke rektorat, dan lain-lain.
Saluran bagi aspirasi mahasiswa memang bukan hanya melalui DKBM, melainkan juga bisa melalui BEM dan himpunan. Menurut Yudika, aspirasi yang diterima DKBM tidak selalu dibahas bersama kedua badan organisasi tersebut. Hanya jika aspirasi berhubungan langsung dengan mahasiswa, aspirasi dibahas bersama BEM. Pun pembahasan dilakukan secara jarak jauh, yaitu dengan bergantung pada grup aplikasi pengirim pesan instan.
“Banyak (aspirasi mahasiswa) yang sudah selesai. Kemarin ada mahasiswa yang bilang ke kita (DKBM) kalau waktu pengumpulan ujiannya seperti offline itu memberatkan untuk anak-anak yang kerjanya sampai begadang. Kemarin akhirnya di iya-in sama Warek I (re: wakil rektor) yang bidang akademik. Beliau bilang, diperbolehkan untuk mahasiswa submit-nya selain di jam yang sudah ditentukan,” ucap Yudika kepada ULTIMAGZ.
DKBM memiliki peran sebagai perwakilan mahasiswa dalam menyampaikan pendapatnya kepada pihak petinggi kampus seperti rektorat. Selain itu, DKBM juga bertanggung jawab menjadi wajah kampus bagi pihak eksternal.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh ULTIMAGZ, sebanyak 83.5% responden yang mengetahui keberadaan DKBM belum pernah menyampaikan aspirasinya kepada DKBM. Beberapa di antaranya mengaku tidak memiliki aspirasi untuk disampaikan, tidak mengetahui cara menyampaikan, dan tidak mengenal keberadaan DKBM. Dua responden mengaku tidak lagi mempercayai kerja DKBM karena memiliki pengalaman diabaikan saat memberikan aspirasi.
“Tidak percaya dengan DKBM Gen IX karena pernah ada masalah stand. DKBM tampak tidak terlalu peduli dengan masalah dan malah defensif. Gen X tidak terlihat bedanya dengan Gen IX. Jadi, auto tidak percaya,” tulis mahasiswi DKV angkatan 2017, Julietta Citra, menjawab mengapa tidak pernah menyampaikan aspirasi.
Mahasiswa berharap agar DKBM lebih aktif dalam menyuarakan program kerja dan tugasnya sebagai perwakilan mahasiswa lantaran masih banyak mahasiswa yang tidak mengetahui peran DKBM dalam lingkungan kampus.
“Menurut saya, DKBM kurang bisa menyosialisasikan kegiatannya dengan baik dan menyeluruh sehingga bahkan mahasiswa banyak yang tidak tahu dan tidak tertarik juga. Mungkin untuk kedepannya bisa lebih merangkul himpunan atau BEM agar lebih diketahui oleh mahasiswa. Dan ketua DKBM saya lihat-lihat masih menjadi panitia di berbagai organisasi, ya? Lalu, bagaimana dengan tanggung jawabnya di DKBM? Cuma disayangkan saja sih. Saya sebagai mahasiswa biasa melihatnya agak miris,” saran mahasiswi DKV angkatan 2017, Olivia Giovanny.
Tidak hanya itu, masih ada tidak mengetahui keberadaan DKBM. Bahkan, ada pula yang tidak mengetahui perbedaan antara DKBM dan BEM.
“Enggak tahu keberadaan mereka. Pun bincang hangat kalo ada hot topic doang baru ada. Kirain itu BEM yang buat, dan bener bener baru tahu DKBM itu pas mahasiswa UMN pengen ikutan demo doang,” tulis mahasisiwi Jurnalistik angkatan 2018, Caroline Saskia.
Walau memiliki kapasitas yang besar, DKBM belum dipandang mahasiswa sebagai perwakilan dirinya di universitas. Bahkan, selama bertahun-tahun melakukan sosialisasi, keberadaan dan fungsi DKBM tetap selalu dipertanyakan mahasiswa. Maka dari itu, DKBM benar-benar harus lebih berusaha untuk setidaknya dikenali oleh “keluarga besar”-nya sendiri.
Penulis: Maria Helen Oktavia, Thefanny
Editor: Agatha Lintang
Foto: S. Veronica Novaria, Amartya Kejora