• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Monday, October 6, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Budaya

Asbak Bali: Bukan Benda Kotor, tetapi Wujud Apresiasi Dewa

Victoria Nadine Gunawan by Victoria Nadine Gunawan
September 29, 2025
in Budaya
Reading Time: 2 mins read
Potret pembuka tutup botol berbentuk lolok, bentuk yang sama dengan asbak bali (jurnalpatrolinews.com)

Potret pembuka tutup botol berbentuk lolok, bentuk yang sama dengan asbak bali (jurnalpatrolinews.com)

0
SHARES
76
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Saat berkunjung ke Denpasar, Bali, terdapat ukiran kayu berbentuk alat kelamin pria. Sekilas, bentuknya tampak vulgar dan terkesan sebagai lelucon, padahal kerajinan ini justru menyimpan nilai budaya dan sejarah yang dalam.

Melansir dari cnnindonesia.com, benda ini sering diasosiasikan sebagai asbak Bali. Namun, di masyarakat setempat, suvenir ini lebih dikenal dengan sebutan “lolok”. Istilah itu berakar dari konsep “lingga”, simbol sakral dalam tradisi Hindu.

Baca juga: Rujak Juhi, Makanan Khas Betawi yang Mulai Langka

Dalam kebudayaan Bali, “lingga” merupakan atribut utama Dewa Siwa, salah satu tiga Dewa utama atau disebut Trimurti. Umat Hindu memuja Dewa yang berperan mengembalikan makhluk hidup ke unsur asalnya. Oleh karena itu, “lingga” dipahami sebagai tiang pemujaan yang menekankan aspek maskulinitas serta penciptaan alam semesta.

Menurut Pande Made Kutanegara, Dosen Antropologi Universitas Gadjah Mada, keberadaan suvenir ini menunjukkan keterbukaan masyarakat Bali terhadap konsep “lingga”, termasuk representasi seksual, dilansir dari detik.com. Penjelasan serupa juga diutarakan dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), bahwa “lingga” merupakan simbol organ maskulin yang digambarkan sebagai pilar cahaya, benih dari segala sesuatu yang ada di alam semesta. 

Baca juga: Cuanki: Makanan Khas Bandung dari Silsilah Beda Budaya

Dengan demikian, kerajinan kayu ini tidak dipandang sekadar vulgar. Sebaliknya, bentuk tersebut merupakan ekspresi budaya yang berakar pada penghormatan masyarakat Bali terhadap Dewa Siwa, kesuburan, dan kelanjutan kehidupan. Bentuk dari kerajinan ini tidak hanya sebagai asbak Bali, tetapi juga dapat berwujud sebagai pembuka tutup botol dan gantungan kunci.

Bagaimana pendapat Ultimates? Apakah kerajinan ini masih terlihat sebagai barang vulgar atau Ultimates jadi merasakan penghormatan di balik bentuknya yang implisit?

 

Penulis: Victoria Nadine Gunawan 

Editor: Kezia Laurencia

Foto: jurnalpatrolinews.com

Sumber: cnnindonesia.com, detik.com 

 

Tags: 2025Asbak BalibudayadenpasardewaIndonesiakepercayaanLolokpenghormatanSouvenirSuvenirUkiran Kayu
Victoria Nadine Gunawan

Victoria Nadine Gunawan

Related Posts

Foto hidangan daging kuda atau basashi. (maff.go.jp)
Budaya

Sashimi: Bukan dari Daging Ikan, tetapi Daging Kuda? Kenali Basashi

October 2, 2025
Semangkok Cuanki (halodoc.com)
Budaya

Cuanki: Makanan Khas Bandung dari Silsilah Beda Budaya

September 3, 2025
Next Post
Potret Bing Slamet, legenda komedi Indonesia. Hari Komedi Nasional (historia.id)

Hari Komedi Nasional Perdana: Persembahan untuk Bing Slamet

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

one × one =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021