JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Direktur Yayasan Indonesia-Jerman, Anis Daud mengatakan sebuah negara tidak akan maju apabila pendidikannya buruk. Hal ini disampaikan dalam acara Indonesian Youth Conference (IYC) 2014 yang diselenggarakan di UpperRoom, Annex Building, Wisma Nusantara, Sabtu (8/11).
Dalam seminar tersebut Anis menjelaskan tentang tatanan pendidikan Jerman yang efisien dan efektif dan mungkin dapat menjadi contoh untuk pendidikan Indonesia.
“Lewat Standarisasi Industri Jerman (DIN: Deutsche Industrie Norm) semua tatanan rapi, teratur, dan dipatuhi oleh semua pihak. Karena, proses menuju standarisasi baku, harus melewati R&D, dan perdebatan oleh para ahli,” jelasnya.
Masyarakat Jerman percaya pendidikan dapat mengubah nasib. Selain itu, mereka percaya bila mereka miskin, pendidikan yang dapat mengubah hidup.
“Jerman percaya pada sumber daya manusia dengan filosofi bahwa tidak ada orang bodoh, yang ada hanya orang malas,” ucapnya.
Salah satu hal yang membedakan antara sistem pendidikan Jerman dengan Indonesia adalah small dan medium enterprises. Industri Jerman lebih banyak ditopang oleh small dan medium enterprises yang diketahui oleh banyak orang.
“Indonesia juga memiliki small dan medium enterprises, tapi tidak terorganisir dengan baik,” lanjutnya.
Perihal kualitas pendidikan, Anis menilai Indonesia memiliki potensi atau mampu untuk mengubah sistem pendidikannya setara dengan Jerman. Di Jerman, sekitar 400 universitas memiliki mutu dan kualitas yang sama, tidak ada universitas negeri atau swasta.
“Jika Indonesia ingin menjadi seperti negara Jerman atau sedikit serupa dengan Jerman dalam hal kualitas pendidikan, hal itu dapat dilakukan karena Indonesia memiliki potensi untuk mendapat hal tersebut,” terangnya.
Anis juga mengingatkan masyarakat Indonesia untuk bersiap menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang mulai berlaku pada Desember 2015.
[divider] [/divider]
[box title=”Info”]Penulis: Lani Diana
Editor: Erwanto Khusuma
Foto: Doc. Indonesian Yout Conference 2014
[/box]