JAKARTA, ULTIMAGZ.COM – “Korupsi berasal dari bahasa Latin, corruptio yang berarti berengsek, kacau, berperilaku menyimpang, menyogok, dan memutarbalikkan,” tutur Bambang Widjojanto, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam pembukaan Anti Corruption Film Festival (ACFFEST), Rabu (11/02/2015).
Di tahun ketiga KPK menggelar ACFFEST ini, peserta yang hadir mendapat penjelasan bahwa korupsi bisa terjadi pada hal-hal sederhana. Ujung tombak dari korupsi adalah kleptokrasi yang secara harafiah berarti kepemimpinan oleh pencuri. Kleptokrasi adalah kegiatan berpura-pura jujur padahal sebenarnya tidak sama sekali. Indonesia mengidentikkan korupsi sebagai kleptokrasi atau penggelapan dana negara secara besar-besaran. Padahal sebenarnya, korupsi memiliki lahan yang lebih luas daripada hanya sekadar penggelapan uang negara.
Tony Kwok Man Wai, mantan pimpinan Independent Committee Against Corruption (ICAC) Hong Kong, menuturkan ketika seseorang sudah mau menerima ajakan makan siang gratis oleh rekan kerjanya, tanpa ada alasan yang jelas, hal tersebut dapat berujung kepada sebuah kasus korupsi.
“Pertama, tidak ada makan siang gratis di dunia, jika tidak dilandasi alasan yang jelas. Jika ada orang mau mentraktir makan siang tanpa ada alasan jelas, pikir terlebih dahulu sebelum menerima. Kedua, sadarilah bahwa korupsi selalu dimulai pada hal-hal kecil seperti secangkir kopi gratis atau makan siang gratis, hingga suatu saat akan berakhir pada konteks yang besar,” ujar Tony memberi penjelasan dalam menyadari dan mencengah terjadinya kasus korupsi.
Baginya, sama seperti korupsi yang bermula dari hal-hal sederhana, cara untuk menolak korupsi juga dapat dilakukan melalui hal sederhana.
“Anggap saja harga dirimu sangat mahal hingga tidak terbeli oleh apapun. Jika ada seseorang menawari makan siang gratis, berpikirlah, “apakah harga diri saya hanya seharga makan siang?” Demikian pula jika seseorang berusaha menyuapmu dengan uang satu setengah juta rupiah. Jika kamu menerimanya, artinya harga dirimu hanya sebesar satu setengah juta rupiah,” ujar Angga Dwimas Sasongko, sutradara yang turut hadir dalam ACFFEST 2015.
“Kita kekurangan orang-orang yang berkarakter. Banyak orang bisa jadi pemimpin, tetapi belum tentu mereka memiliki jiwa leadership. Selama ini kita dibentuk memiliki karakter konsumtif. Padahal untuk jadi ‘seseorang’, tidak perlu tampilan kece, yang penting dalamnya baik,” tambah Bambang terhadap penyataan Angga sebelumnya.
Perlu juga ditumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada KPK agar bisa membasmi korupsi dengan baik. Tiga hal yang disarankan Tony adalah tunjukkan efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas. Hong Kong memiliki komite independen yang bukan terdiri dari pemerintah. Komite ini berguna untuk menanyakan kepada ICAC jika ada penyidikan yang tidak dilakukan atau tidak diteruskan mengenai kasus tertentu. Jika komite serupa dibentuk di Indonesia, diharapkan kinerja KPK dapat menjadi lebih baik lagi.
“Indonesia milik kita semua, bukan milik pemerintah atau lembaga-lembaga tertentu. Kita dari Sabang sampai Merauke punya satu mimpi yang sama, yaitu Indonesia bebas korupsi. Dan kita semua punya hak untuk bilang bahwa KPK tidak boleh bubar, demi Indonesia bersih,” ujar Angga.
[divider] [/divider] [box title=”Info”]Penulis: Rosa Cindy
Editor : Danielisa Putriadita
Foto : Gustama Pandu