JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Film ber-genre thriller Midnight Show mengalami kesulitan untuk lolos dari Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia lantaran menyuguhkan beberapa adegan kekerasan yang tidak sesuai dengan ketentuan. Kru dan pemeran film tersebut menyatakan kekecewaannya dalam konferensi pers, Jumat (8/1) di Epicentrum XXI, Kuningan.
“Menurut LSF, film ini terlalu sadis karena adegan kekerasan yang ditampilkan. Aku tidak sependapat dengan LSF dan sebagai sutradara, aku kecewa,” kata Ginanti Rona atau Gita.
Gita menjelaskan, adegan kekerasan memang dibutuhkan dalam film ber-genre thriller. Baginya, tidak mungkin film dengan genre seperti ini menampilkan adegan kekerasan yang biasa saja. Tapi alasan tersebut tetap ditolak LSF.
“Kita sudah tiga kali ditolak LSF. Akhirnya, kita meng-edit lagi bagian-bagian yang dilarang. Bagian yang tidak ditampilkan tidak mengubah jalan cerita, tetapi ada sisi yang hilang,” jelasnya.
Hal serupa juga dikatakan produser film Gandhi Fernando. Menurutnya, hal ini membuat adegan yang menampilkan kekerasan dan kesadisan harus dipotong. Misalnya, adegan yang berdurasi empat menit diubah menjadi dua menit. Lalu, ada juga adegan eksekusi yang dilakukan tokoh pembunuh juga dipotong.
“Gue kecewa, tetapi seluruh adegan yang dipotong itu sudah gue upload ke YouTube. Cari aja cuplikan Midnight Show yang disensor,” ujar Gandhi.
Senada dengan Gita dan Gandhi, Acha Septriasa mengungkapkan kekecewaannya lantaran beberapa adegannya dipotong. Hal itu mengharuskan ia untuk mengulang kembali adegan tersebut dan membuang waktu.
“Karena dipotong, aku mengulang lagi adegannya dari jam tiga sampai sembilan pagi. Aku juga kaget, film ini jadi kategori umurnya diatas 17 tahun. Ya. kita ambil saja positif dan negatifnya,” papar pemenang pemeran utama wanita terbaik FFI 2012 ini.
Penulis: Christoforus Ristianto Fotografer : Evelyn Leo Editor : Alif Gusti Mahardika