JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Representasi lintas genre dan generasi yang disuguhkan Synchronize Fest 2017 tampak jelas dalam aksi menawan Ebiet G. Ade pada hari kedua, Sabtu (07/10/17) di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta. Pasalnya, penyanyi legendaris Indonesia tersebut mampu menumpahkan rindu penggemarnya dari berbagai kalangan dengan lengkingan suaranya yang khas.
Penonton yang berpeluh bersama pengunjung lainnya semula nampak gusar menunggu Ebiet. Keriaan di panggung pun belum terlihat. Namun, beberapa waktu kemudian, lantunan “Jakarta I” dan tuts gitar Ebiet mulai terdengar di District Stage tepat setelah istirahat Salat Maghrib, yakni pukul 18.30 WIB. Tak ayal, penonton lantas berdiri dan riuh menyambut kehadiran Ebiet dengan aksi yang apik sekaligus syahdu.
“Saya tidak menyangka yang menonton saya adalah anak muda. Suatu penghargaan mendapat antusiasme anak muda,” ucap Ebiet usai menuntaskan lagu pertamanya.
Walaupun mayoritas penontonnya tetap generasi langgas, tetapi tidak sedikit orang dewasa yang hadir dalam penampilan pria berusia paruh baya tersebut. Terlihat di barisan depan panggung banyak orangtua yang menonton dan melantunkan lagu-lagu Ebiet yang naik daun pada rentang tahun 1980 hingga 1990-an.
Usai menyanyikan tembang kedua, “Mimpi di Parangtritis”, ayah dari musisi Adera ini sedikit bernostalgia tentang penampilannya sewaktu masih muda.
“Saya jadi ingat waktu muda menyanyi di kampus-kampus, di depan mahasiswa. Ekspresi seperti ini yang muncul setelah menyanyi. Ini luar biasa, terima kasih,” tuturnya yang kemudian digubris tepuk tangan semangat penonton.
Penampilan dilanjutkan dengan lagu berjudul “Cerita Cinta Suminah dan Tukang Sapu”. Sepanjang lagu dibawakan, tidak banyak penonton yang benar-benar hafal dan menyanyi bersama. Namun, dengan larik kata-kata yang sarat dengan percintaan pada lagu tersebut, Ebiet mampu menghasilkan teriakan-teriakan lucu dari penonton.
“Siapapun berhak jatuh cinta. Siapapun berhak meramu cinta sesuai keinginannya,” ujar Ebiet yang diikuti senyum malu penonton.
Deretan lagu lain seperti “Nyanyian Rindu”, “Lolong”, dan “Cita Cita Kecil si Anak Desa” juga mampu menyedot emosi penonton. Ketika lagu “Titip Rindu Buat Ayah” dilantunkan, barulah para penonton kompak menyanyi bersama hingga akhir lagu.
Ebiet harus mengakhiri penampilan memukaunya malam itu usai menyanyikan lagu “Berita kepada Kawan”. Namun berkat permintaan yang besar dari penonton, Ebiet menambah satu lagu lagi, “Berjalan di Hutan Cemara” yang disuguhkan melalui aksi yang apik dan ditutup dengan tepuk tangan penonton.
Penulis: Geofanni Nerissa Arviana
Editor: Christoforus Ristianto
Foto: Harvey Darian