JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Salah satu dedengkot musisi indie, Adhitia Sofyan, berhasil menuntun penonton dalam suasana syahdu penuh emosi pada penampilannya di District Stage Synchronize Fest 2017 hari kedua, Sabtu (07/10/17). Penyanyi kelahiran Bandung tersebut membawakan 7 dari 8 buah lagu yang seharusnya dilantunkan pada malam itu.
“Penampilannya kurang lama, nih. Saya hanya bisa menyanyikan 7 dari 8 lagu yang harusnya dinyanyikan karena keterbatasan waktu. Mungkin saya kebanyakan minum, ya,” canda Adhitia yang hampir selalu menyempatkan waktu minum air mineral di sela pergantian lagu.
Tembang “Forget Jakarta” menjadi salah satu lagu populer Adhitia yang dinyanyikannya di Synchronize Fest kali ini. Lagu tersebut berceloteh tentang cinta dan kebencian terhadap Jakarta dalam sisi perspektif sebuah hubungan dua insan manusia. Penonton pun diajak sejenak mengenang cerita ibu kota bersama dalam balutan kisah asmara.
Selain itu, pria yang acap dijuluki “musisi kamar” ini juga melantunkan lagu berjudul “Rocket Ship”, “Sesuatu di Jogja”, “Immortal Mellow”, dan “Seniman”. Malam terus beranjak, penonton pun berduyun-duyun menyusuri setiap larik kata yang didendangkan bersama.
Hampir di ujung penampilannya, Adhitia meminta penonton untuk memilih lagu apa yang harus ia nyanyikan selanjutnya. Terpilihlah lagu “Gaze” karena itulah lagu yang diteriakkan paling keras dan semangat oleh penonton. Adhitia juga memilih satu orang yang meneriakkan lagu tersebut untuk diberi album bertandatangan dirinya.
Penampilan syahdu Adhitia ditutup dengan salah satu lagu favorit penggemarnya, yaitu “Adelaide Sky”. Penonton seakan tidak mau menyia-nyiakan lagu terakhir tersebut. Alhasil, mereka turut larut bernyanyi bersama Adhitia yang mendayu-dayu di setiap lirik dan tempo lagu yang disuguhkan.
Ketika ditemui Ultimagz usai penampilannya, Adhitia mengaku senang dengan antusiasme penonton.
“Penonton ideal, ya, seperti ini. Tapi kalau lebih ramai pasti lebih asik lagi,” harapnya.
Ia juga mengungkapkan, jika dirinya diundang lagi untuk tampil di Synchronize Fest tahun depan, ia akan meminta untuk bernyanyi di Gigs Stage.
“Kalau diundang lagi, aku akan minta untuk di Gigs Stage saja. Enak, bisa dengan request-request-an lagu aja. Bisa lebih dekat dan intim dengan penonton. Ada interaksi,” ucapnya.
Dirinya menambahkan, walaupun penonton di Gigs Stage tentu akan jauh lebih sedikit, tetapi suasananya sangat mendukung dengan corak musiknya yang khas.
“Musikku bercerita. Tanpa interaksi, jadi kurang asik rasanya,” tutupnya.
Sebagai informasi, Gigs Stage merupakan satu-satunya area konser yang berada di dalam ruangan dengan ukuran yang cukup kecil, seukuran kelas Sekolah Dasar (SD) pada umumnya.
Penulis: Geofanni Nerissa Arviana
Editor: Christoforus Ristianto
Foto: Harvey Darian