Setelah sekian lama, flm silat klasik kembali hadir di perfilman tanah air. Dengan film garapan terbarunya yang berjudul “Pendekar Tongkat Emas”, Mira Lesmana kembali ke industri film Tanah Air. Film ini terinspirasi dari komik-komik silat Indonesia, seperti Pendekar Seruling Gembala karya Henky.
Berawal dari kecintaannya pada silat klasik, mengantarkan Mira Lesmana bersama co-producer nya, Riri Riza untuk menggarap film bergenre action-drama itu. Dalam produksi film tersebut, Miles Films bekerja sama dengan Kompas Gramedia Studio. Tak hanya itu, dalam penyusunan skenario pun, Mira Lesmana bekerja sama dengan Seno Gumira Ajidarma dan Jujur Prananto. Mira Lesmana memilih Ifa Isfansyah untuk menyutradarai film silat Indonesia ini.
Dalam jumpa pers yang diadakan pada Kamis, (20/3/2014) lalu, di Bintaro Xchange Mall, Eva Celia, yang turut hadir bersama deretan pemain ternama lainnya mengungkapkan perasaannya mengenai proses produksi film ini.
“Ini pengalaman yang sangat baru buat saya,” ujarnya yang kala itu duduk di samping Nicholas Saputra yang turut berperan sebagai Elang dalam film silat klasik tersebut.
Film ini mengisahkan tentang Cempaka (Christine Hakim), pendekar dengan jurus Tongkat Emas yang mematikan serta mulai menua dan hendak mewariskan ilmunya tersebut kepada murid-muridnya. Namun, pengkhianatan mewarnai pewarisan ilmu sebelum dunia persilatan tahu siapa pewarisnya. Dua murid Cempaka yang tersisih harus menemukan Sang Pendekar Tongkat Emas yang hilang untuk memulihkan kekacauan yang terjadi.
“Proses pembuatan film menyenangkan, meski badan kita biru-biru semua,” canda Nicholas Saputra.
Film yang menyeret nama bintang-bintang ternama Indonesia seperti Eva Celia, Nicholas Saputra, Reza Rahadian, Christine Hakim, dan Tara Basro ini memakan budget yang besar.
“Budgetnya mencapai 20 milyar. Ini merupakan film produksi kami dengan budget terbanyak setelah Gie,” jelas Mira Lesmana.
Pengambilan gambar akan dilakukan di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Waktu proses produksi film sekitar 6 bulan. Film yang akan tayang di bioskop Indonesia pada akhir tahun ini diharapkan mampu membawa kebangkitan film silat klasik Indonesia ke jagat perfilman tanah air.
[divider] [/divider] [box title=”Info”] Reporter: Annisa HardjantiEditor: Patric Batubara
Fotografer : Bimo Dwi Yanto[/box]